2.1.
KPD
(Ketuban Pecah Dini)
a.
Pengertian
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput
ketuban sebelum terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada usia
kehamilan cukup waktu atau kurang waktu (Cunningham, Mc. Donald, gant, 2002).
Ketuban pecah dini
(KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal
ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.
KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang
adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
b.
Penyebab
Penyebab Ketuban pecah dini adalah karena berkurangnya
kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor
tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang
dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri.
Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
1. Inkompetensi serviks
(leher rahim) / kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim
(serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka
ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin
besar.
2. Peninggian tekanan inta
uterin.
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihandapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
-
Trauma :
Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
-
Gemelli.Kehamilan
kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli
terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan
rahim secara berlebihan.
-
Makrosomia
berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan menimbulkan distensi uterus
yang meningkat
-
Hidramnion
jumlah cairan amnion >2000mL.
Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami
distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja
3.
Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.
4.
Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP
(sepalo pelvic disproporsi).
5.
Korioamnionitis/ infeksi selaput ketuban. Biasanya
disebabkan oleh penyebaranorganism vagina ke atas. Dua factor predisposisi
terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
6.
Penyakit Infeksi
Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yangmeyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkanterjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yangmeyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkanterjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
7.
Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan
genetik)
8.
Riwayat KPD sebelumya
9.
Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
10.
Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23
minggu
c.
Tanda
Gejala
Tanda
yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.
Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris
warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi
sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah
terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk
sementara.
Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
d.
Penatalaksanaan
Konservatif:
1.
Rawat
di rumah sakit
2.
Jika
ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusioplasenta
3.
Jika
ada tanda-tanda infeksi (demam dan cairan vagina berbau), berikanantibiotika
sama halnya jika terjadi amnionitosis
4.
Jika
tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu:
-
Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu
dan janin
-
Ampisilin 4x 500mg selama 7 hari ditambah
eritromisin 250mg per oral 3x perhari selama 7 hari.
5.
Jika
usia kehamilan 32 - 37 mg, belum inpartu, tidak ada infeksi, beridexametason,
dosisnya IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 x, observasi tanda-tanda infeksi dan
kesejahteraan janin.
6. Jika usia kehamilan sudah 32 - 37 mg
dan sudah inpartu, tidak ada infeksi maka berikan tokolitik dexametason, dan
induksi setelah 24 jam.
Aktif:
1. Kehamilan lebih dari 37 mg, induksi
dengan oksitosin
2. Bila gagal Seksio Caesaria dapat
pula diberikan misoprostol 25 mikrogram – 50 mikrogram intravaginal tiap 6 jam
max 4 x.
3. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan
antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
4. Indikasi melakukan induksi pada
ketuban pecah dini adalah sebagai berikut :
5. Pertiimbangan waktu dan berat janin
dalam rahim. Pertimbangan waktuapakah 6, 12, atau 24 jam. Berat janin sebaiknya
lebih dari 2000 gram.
6. Terdapat tanda infeksi intra uteri.
Suhu meningkat lebih dari 38°c, dengan pengukuran per rektal. Terdapat tanda
infeksi melalui hasil pemeriksaanlaboratorium dan pemeriksaan kultur air
ketuban
Penatalaksanaan lanjutan:
1.
Kaji
suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering kali didahului kondisi
ibu yang menggigil.
2.
Lakukan
pemantauan DJJ. Pemeriksaan DJJ setiap jam sebelum persalinan adalah tindakan
yang adekuat sepanjang DJJ dalam batas normal. Pemantauan DJJ ketat dengan alat
pemantau janin elektronik secara kontinu dilakukan selama induksi oksitosin
untuk melihat tanda gawat janin akibat kompresi tali pusat atau induksi.
Takikardia dapat mengindikasikan infeksiuteri.
3.
Hindari
pemeriksaan dalam yang tidak perlu.
4.
Ketika
melakukan pemeriksaan dalam yang benar-benar diperlukan, perhatikan juga
hal-hal berikut:
-
Apakah
dinding vagina teraba lebih hangat dari biasa
-
Bau
rabas atau cairan di sarung tanagn anda
-
Warna
rabas atau cairan di sarung tangan
e.
Pencegahan
Pencegahan
KPD diutamakan dengan menghindari faktor risikonya, seperti:
2.
Kebiasaan hidup sehat, seperti
mengonsumsi makanan yang sehat, minum cukup, olahraga teratur dan berhenti
merokok.
3.
Membiasakan diri membersihkan
daerah kemaluan dengan benar, yakni dari depan ke
belakang, terutama setelah berkemih atau buang air besar.
4.
Memeriksakan diri ke dokter bila ada
sesuatu yang tidak normal di aderah kemaluan, misalnya keputihan yang berbau
atau berwarna tidak seperti biasanya.
5.
Untuk sementara waktu, berhenti
melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang menyebabkan ketuban pecah
dini, seperti mulut rahim yang lemah.
6.
Mengonsumsi 100 mg vitamin C secara
teratur saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
f.
Komplikasi
1. Persalinan Prematur
Setelah ketuban pecah
biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung umur
kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah.
Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan
kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
2. Infeksi
Risiko infeksi ibu dan
anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi Korioamnionitis. Pada
bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi
korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban Pecah Dini premature,
infeksi lebih sering dari pada aterm.
3. Hipoksia dan asfiksia
4. Syndrom deformitas janin
Ketuban Pecah Dini yang
terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan
disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal.
g.
Dampak
1. Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala
infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterin
lebih dahulu terjadi (amnionitis,vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan.
Jadi akan meninggikan morrtalitas danmorbiditas perinatal.
2.
Terhadap Ibu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis atau nifas, peritonitis dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi lainnya
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis atau nifas, peritonitis dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar