Selasa, 26 April 2016

Gangguan Pembekuan Darah Pada Kehamilan



2.1.            Gangguan Pembekuan Darah

a.      Pengertian

Disfungsi perdarahan dan pembekuan adalah terjadinya kelainan dalam pembentukan pembekuan darah dimana hal ini berhubungan dengan trombosit dan faktor-faktor pembekuan darah. Abnormalitas yang merupakan predisposisi seseorang mengalami perdarahan dapat disebabkan oleh pembuluh darah, trombosit, dan setiap faktor koagulasi plasma, fibrin atau plasmin.

b.      Penyebab
Tiga hal utama yang mempengaruhi kerentanan seseorang mengalami trombus:
1.      Dinding pembuluh darah yang rentan mengalami luka, misal dinding pembuluh darah yang telah mengalami plak arterosklerosis sebelumnya
2.      Aliran darah yang tidak normal, misal aliran darah pada penderita hipertensi, aliran darah pada percabangan pembuluh darah
3.      Penyakit kelainan pembekuan darah
c.       Tanda Gejala
Trombus yang kecil tidak menimbulkan gejala apapun. Namun bila trombus sudah menyumbat sehingga aliran darah menurun maka akan timbul gejala. Gejala yang umum adalah rasa nyeri akibat sel-sel tubuh tidak mendapat suplai oksigen. Gejala lainnya adalah kulit akan teraba dingin, juga nadi terasa lemah akibat sumbatan.
d.      Penatalaksanaan
Transfusi trombosit dan komponen plasma hanya diberikan jika keadaan pasien sudah sangat buruk dengan trombositopenia berat dengan perdarahan masif, memerlukan tindakan invasif, atau memiliki risiko komplikasi perdarahan. Terbatasnya syarat transfusi ini berdasarkan pemikiran bahwa menambahkan komponen darah relatif mirip menyiram bensin dalam api kebakaran, namun pendapat ini tidak terlalu kuat, mengingat akan terjadinya hiperfibrinolisis jika koagulasi sudah maksimal. Sesudah keadaan ini merupakan masa yang tepat untuk memberi trombosit dan komponen plasma, untuk memperbaiki kondisi perdarahan.
Satu-satunya terapi medikamentosa yang dipakai ialah pemberian antitrombosis, yakni heparin. Obat kuno ini tetap diberikan untuk meningkatkan aktivitas antitrombin III dan mencegah konversi fibrinogen menjadi fibrin. Obat ini tidak bisa melisis endapan koagulasi, namun hanya bisa mencegah terjadinya trombogenesis lebih lanjut. Heparin juga mampu mencegah reakumulasi clot setelah terjadi fibrinolisis spontan. Dengan dosis dewasa normal heparin drip 4-5 U/kg/jam IV infus kontinu, pemberian heparin harus dipantau minimal setiap empat jam dengan dosis yang disesuaikan. Bolus heparin 80 U tidak terlalu sering dipakai dan tidak menjadi saran khusus pada jurnal-jurnal hematologi.

e.       Pencegahan/ cara mengatasi

1.      Bergerak (Darah bisa menumpuk di kaki saat Anda duduk dalam waktu lama. Bila pekerjaan Anda menuntut untuk duduk dalam waktu lama, sebaiknya luangkan waktu berjalan-jalan setiap 1 atau 2 jam)
2.      Hidup sehat (Segera ubah kebiasaan buruk seperti merokok atau makan berlebih agar berat badan tetap normal. Selain itu, minumlah banyak air untuk mengurangi risiko penggumpalan darah)
3.      Hati-hati dengan obat-obatan tertentu (Risiko DVT juga dapat meningkat saat mengonsumsi pil kontrasepsi. DVT juga bisa diturunkan dari keluarga yang telah mengalami penyakit ini)
4.      Mengetahui tanda dan gejala (DVT terkadang sulit diidentifikasi karena gejala yang ditunjukkan hampir sama dengan gangguan lain. Perhatikan bila kaki menunjukkan gejala seperti membengkak, sakit, kemerahan, mengalami perubahan warna, dan kulit terasa hangat saat dipegang. Bila gumpalan darah sudah menjalar ke paru-paru biasanya dapat menimbulkan sesak napas secara tiba-tiba)
5.      Lebih proaktif (Bila tubuh menunjukan gejala pembekuan darah, cedera, atau akan melakukan operasi, maka segeralah berkonsultasi ke dokter. Informasikan kepada ahli meida bila sedang mengonsumsi pil kontrasepsi, pernah menjalani operasi, melakukan perjalanan panjang, atau cedera dalam 8 minggu sebelumnya
6.      Cara Alami Mengatasi Pembekuan Darah Dengan Mengkonsumsi Green World Calcium Softgel

f.       Komplikasi

Pada ibu yang menderita pembekuan darah, kadar asam empedu akan meningkat dan akan menghasilkan racun yang akan memasuki darah ibu dan mengakibatkan beberapa gejala. Kondisi seperti ini harus segera diidentifikasi karena bisa mendatangkan dampak yang serius untuk kesehaan bayi Anda, terutama jika sudah memasuki masa kehamilan 36 minggu.

g.      Dampak
Resiko terbentuknya gangguan pembekuan darah dapat meningkat oleh faktor-faktor berikut:
1.      Obesitas – Hingga saat ini, ahli kesehatan masih tidak mengetahui bagaimana obesitas meningkatkan resiko pembekuan darah. Tetapi mereka yakin bahwa gaya hidup yang banyak duduk, kurang bergerak, perubahan pada kimia darah, dan sebagainya, dapat membentuk suatu hubungan yang menyebabkan pembekuan darah.
2.      Pil Keluarga Berencana (KB) – Pil KB meningkatkan kadar estrogen pada tubuh. Tetapi, pil KB juga meningkatkan produksi faktor koagulasi yang menyebabkan peningkatan resiko pembekuan darah.
3.      Aterosklerosis – Kondisi di mana arteri mengeras karena timbunan plak. Timbunan plak (kolesterol) memiliki tutup yang pada akhirnya akan pecah. Ketika itu terjadi, tubuh akan mengirim trombosit dan faktor koagulasi ke daerah tersebut untuk memperbaiki robekan. Kemudian, hal itu akan menyebabkan pembentukan gumpalan darah yang dapat semakin mempersempit jalan aliran darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar