Plasenta
Previa
a.
Pengertian
Plasenta Previa
adalah perdarahan antepartum pada trimester ketiga. Perdarahan yang terjadi
pada implantasi plasenta, yang menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri
internum. Letak placenta tidak semestinya, yaitu dekat jalan keluar bayi atau
bahkan menutupi jalan keluar bayi. Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu
pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan
jalan lahir (FKUI, 2000 Pada plasenta pervia, jaringan plasenta tidak tertanam
dalam korpus uteri jauh dari ostium internum servisis, tetapi terletak sangat
dekat atau pada ostium internum tersebut.
b.
Penyebab
Penyebab pasti
plasenta previa belum diketahui. Kondisi yang multifaktorial telah
dipostulatkan berhubungan dengan multipara, gestasi berkali-kali, umur
kehamilan dini, kelahiran dengan sesarea sebelumnya, abortus, dan mungkin
merokok. Berbeda pada pedarahan trimester awal, pada perdarahan trimester dua
dan tiga biasanya sekunder karena implantasi abnormal dari plasenta. Plasenta
previa diawali dengan implantasi embrio (embryonic plate) pada bagian bawah
(kauda) uterus. Dengan melekatnya dan bertumbuhnya plasenta, plasenta yang
telah berkembang bisa menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena
vaskularisasi desidua yang jelek, inflamasi, atau perubahan atropik.
c.
Tanda
gejala
Tanda dan
gejala plasenta previa yaitu :
1. Gejala yang terpenting ialah perdarahan tanpa nyeri dan biasanya berulang.
Darah biasanya berwarna merah segar. Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun; baru
waktu ia bangun, ia merasa bahwa kainnya basah. Biasanya perdarahan karena
plasenta previa baru timbul setelah bulan ke tujuh. Hal ini disebabkan oleh:
-
Perdarahan
sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus.
-
Perdarahan pada
plasenta previa disebabkan pergerakan antara plasenta dan dinding rahim.
2. Bagian terdepan janin tinggi
(floating). Sering dijumpai kelainan letak janin.
3. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,
kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim
ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleding) biasanya lebih
banyak. Pendarahan berulang.
4. Janin bisanya masih baik. Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri
masih rendah.
5. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah.
6. His biasanya tidak ada
7. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
8. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
9. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
10. Sering dijumpai kesalahan letak janin
d.
Penatalaksanaan
dan Pengobatan
Pengobatan
plasenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
1.
Terminasi.
Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang membawa maut,
misalnya: kehamilan cukup bulan, perdarahan banyak, parturien, dan anak mati
(tidak selalu).
-
Cara vaginal
yang bermaksud untuk mengadakan tekanan pada plasenta, yang dengan demikian
menutup pembuluh-pembuluh darah yang terbuka (tamponade pada plasenta).
-
Dengan seksio
sesarea, dimaksudkan untuk mengosongkan rahim hingga rahim dapat berkontraksi
dan menghentikan perdarahan. Seksio sesarea juga mencegah terjadinya robekan
serviks yang agak sering terjadi pada persalinan per vaginam.
2.
Ekspektatif.
Dilakukan apabila janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunia luar
baginya kecil sekali. Namun, sekarang
ternyata terapi menunggu dapat dibenarkan dengan alasan sebagai berikut:
-
Perdarahan
pertama pada plasenta previa jarang fatal.
-
Untuk
menurunkan kematian bayi karena prematuritas.
Penderita
plasenta previa juga harus diberikan antibiotik mengingat kemungkinan
terjadinya infeksi yang besar disebabkan oleh perdarahan dan tindakan-tindakan
intrauterin. Jenis persalinan apa yang kita pilih untuk pengobatan plasenta
previa dan kapan melaksanakannya bergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:
a. Perdarahan banyak atau sedikit
b. Keadaan ibu dan anak
c. Besarnya pembukaan
d. Tingkat plasenta previa
e. Paritas
Perdarahan yang banyak, pembukaan kecil, nulipara, dan tingkat plasenta
previa yang berat mendorong kita melakukan seksio sesarea. Sebaliknya,
perdarahan yang sedang/sedikit, pembukaan yang sudah besar, multiparitas dan
tingkat plasenta previa yang ringan, dan anak yang mati cenderung untuk
dilahirkan per vaginam. Pada perdarahan yang sedikit dan anak yang masih kecil
(belum matur) dipertimbangkan terapi ekspektatif. Perlu diperhatikan bahwa sebeium melakukan tindakan apapun pada penderita
plasenta previa, harus selalu tersedia darah yang cukup.
e.
Komplikasi
Komplikasi pada plasenta previa yaitu :
1.
Perdarahan dan
syok
2.
Infeksi
3.
Laserasi
serviks
4.
Plasenta akreta
5.
Prematuritas
atau lahir mati
6.
Couvelair uterus,
sehinga kontraksi tak baik, menyebabkan perdarahan post partum
7.
Hipofibrinogenamia
dengan perdarahan post partum
8.
Nikrosis korteks
neralis, menyebabkan anuria dan uremia
9.
Kerusakan-kerusakan
organ seperti hati, hipofisis
f.
Dampak
Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Persalinan:
1.
Letak janin
yang tidak normal, menyebabkan persalinan akan menjadi tidak normal
2.
Bila ada
plasenta previa lateralis, ketuban pecah atau dipecahkan dapat menyebabkan
terjadinya prolaps funikuli
3.
Sering dijumpai
inersia primer
4.
Perdarahan
(Mochtar, 2011)
5.
Bayi lahir premature atau berat badan lahir rendah
(Mochtar, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar