Selasa, 26 April 2016

Deteksi Dini Kehamilan Lanjut Pendarahan Pervaginam Solusio Plasenta



2.1.            Solusio plasenta

                                            

a.      Pengertian

 Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus, sebelum janin dilahirkan. Definisi ini berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi di atas 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram. Proses solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplasenter. Hematoma dapat semakin membesar kearah pinggir plasenta sehingga amniokhorion sampai terlepas, perdarahan akan keluar melalui ostium uteri (perdarahan keluar), sebaliknya apabila amniokhorion tidak terlepas, perdarahan tertampung dalam uterus (perdarahan tersembunyi).

b.      Penyebab

            Hingga saat ini penyebab pasti terjadinya solusio plasenta belum diketahui, namun ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko solusio plasenta, yaitu:
1.    Wanita yang merokok atau yang menyalahgunakan narkoba.
2.    Wanita yang berusia di atas 40 tahun.
3.    Wanita yang pernah mengalami solusio plasenta sebelumnya.
4.    Wanita yang pernah melahirkan bayi kembar.
5.    Wanita yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.
6.    Wanita yang memiliki gangguan pembekuan darah.
7.    Wanita yang pernah mengalami trauma pada perut, seperti terjatuh
8.    Air ketuban bocor atau pecah terlalu awal.
9.    Tali pusat yang pendek

c.       Tanda Gejala
Beberapa gejala dari solusio plasenta adalah sebagai berikut :
1.      Perdarahan yang disertai nyeri.
2.      Anemia dan syok,beratnya anemia dan syok sering tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
3.      Rahim keras seperti papan dan terasa nyeri saat dipegang karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en bois).
4.      Palpasi sulit dilakukan karena rahim keras.
5.      Fundus uteri makin lama makin baik.
6.      Bunyi jantung biasanya tidak ada.
7.      Pada toucher teraba ketuban yang teregang terus-menerus (karena isi rahim bertambah).
8.      Sering terjadi proteinuria karena disertai preeklampsi.


d.      Penatalaksanaan
Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :
1.      Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur keseimbangan cairan
2.      Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan infuse dan transfuse darah segar
3.      Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi ginjal
4.      Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika
5.      Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section sesarea. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.
6.      Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala pemeriksaan COT dan hemoglobin
7.      Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan

e.       Pencegahan

1.         Hindari minuman beralkohol, merokok, atau penggunaan obat-obatan narkotika dan psikotropika selama kehamilan.
2.         Pemeriksaan kehamilan ke dokter atau bidan sejak awal diketahui adanya kehamilan dan secara teratur selama masa kehamilan.
3.         Mengenali dan mengatasi adanya masalah kesehatan pada ibu hamil seperti diabetes dan tekanan darah tinggi dapat menurunkan risiko terjadinya solusio plasenta.

f.       Komplikasi

Komplikasi bisa terjadi pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya dengan criteria :
1.      Perdarahan yang dapat menimbulkan : variasi turunnya tekanan darah sampai keadaan syok,perdarahan tidak sesuai keadaan penderita anemis sampai syok,kesadaran bervariasi dari baik sampai syok.
2.      Gangguan pembekuan darah : masuknya trombosit ke dalam sirkulasi darah menyebabkan pembekuan darah intravaskuler dan diserti hemolisis,terjadinya penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen dapat mengganggu pembekuan darah.
3.      Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat menimbulkan produksi urin makin berkurang.
4.      Perdarahan postpartum : pada solusio plasenta sedang sampai berat terjadi infiltrasi darah ke otot rahim,sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan karena atonia uteri,kegagalan pembekuan darah menambah bertanya perdarahan.
5.      Koagulopati konsumtif,DIC: solusio plasenta merupakan penyebab koagulopati konsumtif yang tersering pada kehamilan.
6.      Utero renal reflex
7.      Ruptur uteri
8.      Asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin,karena perdarahan yang tertimbun dibelakang plasenta yang mengganggu sirkulasi dan nutrisi kearah janin.
9.      Kelainan susunan system saraf pusat
10.  Retardasi pertumbuhan
11.  Anemi

g.      Dampak

Penyulit terhadap ibu dalam bentuk:
a.       Berkurangnya darah dalam sirkulasi darah.
b.      Terjadinya penurunan tekanan darah, peningkatan nadi, dan pernafasan
c.       Penderita tampak anemis
d.      Dapat menimbulkan pembekuan darah
e.       Menimbulkan perdarahan postpartum
f.       Peningkatan timbunan darah di belakang plasenta yang menyebabkan rahim keras, padat, dan kaku
g.      Menyababkan asfiksia ringan sampai kematian janin dalam Rahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar