Selasa, 26 April 2016

ISBD Masyarakat Pedesaan Perkotaan dan contoh kasus dalam kebidanan


MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN

A.         Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan (rural community) adalah masyarakat yang penduduknya mempunyai mata pencaharian utama di sektor bercocok tanam, perikanan, peternakan, atau gabungan dari kesemuanya itu. Pengertian masyarakat pedesaan menurut para ahli :
1.    Bambang Utoyo, desa adalah tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan
2.    Rifhi Siddiq, desa adalah suatu wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan rendah yang dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial yang bersifat homogen, bermatapencaharian dibidang agraris serta mampu berinteraksi dengan wilayah lain di sekitarnya.
3.    Sutarjo Kartohadikusumo, desa adalah kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan rumahtangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di bawah camat.
4.    UU Nomor 32 Tahun 2004
Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.



Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa:

1.      Sederhana
2.      Mudah curiga
3.      Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4.      Mempunyai sifat kekeluargaan
5.      Lugas atau berbicara apa adanya
6.      Tertutup dalam hal keuangan mereka
7.      Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8.      Menghargai orang lain
9.      Demokratis dan religious
10.  Jika berjanji, akan selalu diingat
11.  Pedesaan memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
12.  Beradaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong roong antara sesama
13.  Sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
14.  Di dalam masyarakat System kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (gemeinschaft atau paguyuban).
15.  Sebagian besar warga masyarakat hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan yag biasa mengisi waktu luang.
16.  Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
Sedangkan ciri-ciri masyarakat pedesaan menurut dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut
a.                   Afektifitas 
Ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan  tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain  dan menolongnya tanpa pamrih.

b.                   Orientasi kolektif
Sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c.                   Partikularisme
Pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
d.                   Askripsi
Berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawannya prestasi).
e.                   Kekabaran
 Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

B.       Masyarakat Perkotaan
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli yaitu:
a.      Wirth, kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
b.      Max Weber, kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
c.       Dwigth Sanderson, kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut  Kota, karena memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Menurut teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya mempunyai ciri-ciri  :
a.      Netral Afektif
Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.
b.      Orientasi Diri
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik.
c.       Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme.
d.      Prestasi
Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima  berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.
e.       Heterogenitas
f.       Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
  1. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
  2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
  3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
  4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
  5. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
  6. Perubahan-perubahan tampak nyata  dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

No
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Perkotaan
1
Perilaku homogeny
Perilaku heterogen
2
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
Perilaku yang berorirntasi pada rasionalitas dan fungsi
4
Isolasi social, sehingga static
Mobilitas social, sehingga dinamik
5
Kesatuan dan keutuhan kultural
Kebauran dan diversifikasi kultural
6
Banyak ritual dan nilai-nilai sacral
Kolektivisme
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekuler
Individualisme

Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan  sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1.      jumlah dan kepadatan penduduk
2.      lingkungan hidup
3.      mata pencaharian
4.      corak kehidupan social
5.      stratifiksi social
6.      mobilitas social
7.      pola interaksi social
8.      solidaritas social
9.      kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional

C.       Hubungan kota-desa

Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara seperti:
1.      Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam;
2.       Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;
3.      Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi;
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
-           Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).

D.    Contoh Kasus Kebidanan di Masyarakat Perdesaan

Masalah yang terjadi pada masyarakat desa terhadap kesehatan yaitu:
Masih banyaknya masyarakat desa yang membutuhkan petugas medis untuk membantu persalinan,
 Contoh:
1.      Di daerah Desa Senujuh juga menghadapi masalah kesehatan masyarakat dan secara khusus pada perempuan. Di desa ini hampir tidak ada perhatian secara baik terhadap masalah kesehatan reproduksi perempuan, mulai dari kesehatan remaja, dewasa, ibu melahirkan dan kesehatan bayi. Puskesmas harus ditempuh sekitar 1 jam. Posyandu hampir tidak pernah ada, kecuali untuk kegiatan simbolis desa, yang ada hanya bidan desa, tetapi itupun dengan kemampuan yang sangat terbatas. Ibu meninggal atau bayi meninggal karena melahirkan bagi warga desa sudah hampir menjadi resiko yang harus diterima ketika seorang ibu hamil. Warga desa tidak punya pilihan lagi, karena memang desa mereka sangat terpencil dan kurang mendapat perhatian. Masyarakat tidak lagi berpikir tentang asupan gizi, minimal bayi bisa lahir saja sudah sangat cukup.

2.      Disebuah desa terpencil. Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny.X usia kehamilan 38 minggu dengan keluhan Ny.X datang ke bidan S dengan keluahna perut kencang-kencang, mules-mules, serta mengeluarkan darah segar pada jalan lahir. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata Ny.X sudah mengalami pembukaan 7 dan bagian terendah janin adalah letak kepala. Bidan mendiagnosa bahwa Ny.X mengalami plasenta previa. Segera bidan melakukan pertolongan pertama pada Ny.X dan bayinya. Lalu bidan memberi saran pada keluarga untuk merujuk Ny.X dan keluarganya pun menyetujui dan akhirnya bidan segera merujuk kerumah sakit. Akan tetapi karena kendala jarak rumah sakit yang cukup jauh akibatnya Ny.X di jalan mengalami pendarahan yang cukup banyak dan tidak tertolong. Kendala yang paling utama dalam hal ini yaitu jarak rumah sakit yang sanngat jauh.


E.     Kasus-kasus di Perkotaan

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Anung Sugihantono, Rabu (26/12), di Kota Semarang, menyatakan, hingga akhir tahun diperkirakan ada 650 kasus kematian ibu di Jateng. Angka kematian ibu (AKI) 2011 tercatat 668 kasus (116 per 100.000 kelahiran hidup).
Di Kota Salatiga, banyak kasus ibu melahirkan atau warga sakit parah, kesulitan ke rumah sakit karena tidak mampu membayar jasa ambulans. Karena itu, menurut Ketua Komunitas Salatiga Peduli Santo Handoyo, kini pihaknya menyediakan fasilitas ambulans gratis untuk warga yang tidak mampu.
Contoh kasus:
Masalah kesehatan di perkotaan yang terjadi pada umumnya berkaitan dengan faktor lingkungan, perilaku dan akses pelayanan kesehatan serta kependudukan Pertumbuhan kota biasanya diikuti oleh industrialisasi, munculnya kawasan industri akan menimbulkan derajat pencemaran dan berakibat buruk lingkungan kehidupan masyarakat perkotaan.

Ny.X usia 25 tahun, sebelumnya tidak ada riwaat/ keturunan asma, tinggal dikota dekat pabrik mulai satu tahun yang lalu bersama suaminya yang mana setiap harinya terkena polusi udara dari pabrik tersebut. Suatu hari Ny.X ini mengalami sesak nafas dan pingsan dan akhirnya suami dengan dibantu bidan Ny.X dirujuk kerumah sakit. Setelah meenjalani berbagai pemeriksaan ternyata  Ny.X mengalami asma yang parah . Dan juga paru-paru janinnya terganggu. Setelah diselidiki penyebab utama yaitu akibat polusi dari pabrik. 









DAFTAR PUSTAKA



http://subijakto.blogspot.co.id/2010/11/contoh-issue-etika-bidan-2010.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar