MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
A.
Masyarakat
Pedesaan
Masyarakat
pedesaan (rural community) adalah masyarakat yang penduduknya
mempunyai mata pencaharian utama di sektor bercocok tanam, perikanan, peternakan,
atau gabungan dari kesemuanya itu. Pengertian masyarakat pedesaan menurut para
ahli :
1. Bambang
Utoyo, desa adalah tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di
bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan
2. Rifhi
Siddiq, desa adalah suatu wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan rendah yang
dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial yang bersifat homogen,
bermatapencaharian dibidang agraris serta mampu berinteraksi dengan wilayah
lain di sekitarnya.
3. Sutarjo
Kartohadikusumo, desa adalah kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat
yang berhak menyelenggarakan rumahtangganya sendiri merupakan pemerintahan
terendah di bawah camat.
4. UU Nomor 32 Tahun 2004
Desa sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa:
1.
Sederhana
2.
Mudah curiga
3.
Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4.
Mempunyai sifat kekeluargaan
5.
Lugas atau berbicara apa adanya
6.
Tertutup dalam hal keuangan mereka
7.
Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8.
Menghargai orang lain
9.
Demokratis dan religious
10. Jika
berjanji, akan selalu diingat
11. Pedesaan memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
12. Beradaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi
sikap kekeluargaan dan gotong roong antara sesama
13. Sikap
sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
14. Di dalam masyarakat System kehidupan umumnya berkelompok
dengan dasar kekeluargaan (gemeinschaft atau paguyuban).
15. Sebagian besar warga masyarakat hidup dari pertanian.
Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan yag biasa
mengisi waktu luang.
16. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata
pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
Sedangkan
ciri-ciri masyarakat pedesaan menurut dalam buku Sosiologi karangan Ruman
Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat
desa sebagai masyarakat tradisional
(Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut
a.
Afektifitas
Ada hubungannya dengan perasaan
kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan
perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang
diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b.
Orientasi
kolektif
Sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang
yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman
persamaan.
c.
Partikularisme
Pada
dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk
suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan
sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya
Universalisme)
d.
Askripsi
Berhubungan
dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang
tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan
atau keturunan.(lawannya prestasi).
e.
Kekabaran
Sesuatu yang
tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang
dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk
menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat
terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari
luar.
B.
Masyarakat Perkotaan
Seperti halnya desa, kota juga
mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli yaitu:
a. Wirth,
kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
b. Max
Weber, kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian
besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
c. Dwigth
Sanderson, kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Menurut konsep Sosiologik sebagian
Jakarta dapat disebut Kota, karena memang gaya hidupnya yang
cenderung bersifat individualistik. Menurut teori Talcott Parsons mengenai tipe
masyarakat kota yang diantaranya mempunyai ciri-ciri :
a. Netral
Afektif
Masyarakat
Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat
rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association.
Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang
menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah
sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.
b. Orientasi
Diri
Manusia
dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada
umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan
dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa
menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik.
c. Universalisme
Berhubungan
dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional
merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme.
d. Prestasi
Mutu
atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima
berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.
e. Heterogenitas
f. Masyarakat
kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak
komponen dalam susunan penduduknya.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada
masyarakat perkotaan, yaitu :
- Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
- Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
- Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
- Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
- Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
- Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
No
|
Masyarakat
Pedesaan
|
Masyarakat
Perkotaan
|
1
|
Perilaku homogeny
|
Perilaku heterogen
|
2
|
Perilaku yang dilandasi oleh
konsep kekeluargaan dan kebersamaan
|
Perilaku yang dilandasi oleh
konsep pengandalan diri dan kelembagaan
|
3
|
Perilaku yang berorientasi pada
tradisi dan status
|
Perilaku yang berorirntasi pada
rasionalitas dan fungsi
|
4
|
Isolasi social, sehingga static
|
Mobilitas social, sehingga dinamik
|
5
|
Kesatuan dan keutuhan kultural
|
Kebauran dan diversifikasi
kultural
|
6
|
Banyak ritual dan nilai-nilai
sacral
Kolektivisme
|
Birokrasi fungsional dan
nilai-nilai sekuler
Individualisme
|
Ada beberapa
ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara
desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan
dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat
disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1. jumlah dan kepadatan penduduk
2. lingkungan hidup
3. mata pencaharian
4. corak kehidupan social
5. stratifiksi social
6. mobilitas social
7. pola interaksi social
8. solidaritas social
9. kedudukan dalam hierarki sistem
administrasi nasional
C. Hubungan kota-desa
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang
kuat akan menang, karena itu dalam hubungan
desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan
kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara seperti:
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara seperti:
1. Ekspansi
kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah
atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan
besaran dan kecepatan yang beraneka ragam;
2. Invasi kota , pembangunan kota baru seperti
misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan
menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti
dengan perkotaan;
3. Penetrasi
kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini
yang sesungguhnya banyak terjadi;
Salah satu bentuk hubungan antara
kota dan desa adalah :
-
Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat
Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka
timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya
penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan
proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
D.
Contoh Kasus Kebidanan di Masyarakat
Perdesaan
Masalah yang terjadi pada masyarakat desa terhadap kesehatan
yaitu:
Masih banyaknya masyarakat desa yang membutuhkan petugas
medis untuk membantu persalinan,
Contoh:
1. Di daerah Desa Senujuh juga menghadapi masalah kesehatan
masyarakat dan secara khusus pada perempuan. Di desa ini hampir tidak ada
perhatian secara baik terhadap masalah kesehatan reproduksi perempuan, mulai
dari kesehatan remaja, dewasa, ibu melahirkan dan kesehatan bayi. Puskesmas
harus ditempuh sekitar 1 jam. Posyandu hampir tidak pernah ada, kecuali untuk
kegiatan simbolis desa, yang ada hanya bidan desa, tetapi itupun dengan
kemampuan yang sangat terbatas. Ibu meninggal atau bayi meninggal karena
melahirkan bagi warga desa sudah hampir menjadi resiko yang harus diterima
ketika seorang ibu hamil. Warga desa tidak punya pilihan lagi, karena memang
desa mereka sangat terpencil dan kurang mendapat perhatian. Masyarakat tidak
lagi berpikir tentang asupan gizi, minimal bayi bisa lahir saja sudah sangat
cukup.
2. Disebuah desa terpencil. Pada suatu hari datang seorang klien
bernama Ny.X usia kehamilan 38 minggu dengan keluhan Ny.X datang ke bidan S
dengan keluahna perut kencang-kencang, mules-mules, serta mengeluarkan darah
segar pada jalan lahir. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata Ny.X sudah
mengalami pembukaan 7 dan bagian terendah janin adalah letak kepala. Bidan
mendiagnosa bahwa Ny.X mengalami plasenta previa. Segera bidan melakukan
pertolongan pertama pada Ny.X dan bayinya. Lalu bidan memberi saran pada
keluarga untuk merujuk Ny.X dan keluarganya pun menyetujui dan akhirnya bidan
segera merujuk kerumah sakit. Akan tetapi karena kendala jarak rumah sakit yang
cukup jauh akibatnya Ny.X di jalan mengalami pendarahan yang cukup banyak dan
tidak tertolong.
Kendala yang paling utama dalam hal ini yaitu jarak rumah sakit yang sanngat
jauh.
E.
Kasus-kasus di Perkotaan
Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Anung Sugihantono, Rabu (26/12), di Kota
Semarang, menyatakan, hingga akhir tahun diperkirakan ada 650 kasus kematian
ibu di Jateng. Angka kematian ibu (AKI) 2011 tercatat 668 kasus (116 per
100.000 kelahiran hidup).
Di Kota Salatiga,
banyak kasus ibu melahirkan atau warga sakit parah, kesulitan ke rumah sakit
karena tidak mampu membayar jasa ambulans. Karena itu, menurut Ketua Komunitas
Salatiga Peduli Santo Handoyo, kini pihaknya menyediakan fasilitas ambulans gratis
untuk warga yang tidak mampu.
Contoh kasus:
Masalah kesehatan di perkotaan yang
terjadi pada umumnya berkaitan dengan faktor lingkungan, perilaku dan akses
pelayanan kesehatan serta kependudukan Pertumbuhan kota biasanya diikuti oleh
industrialisasi, munculnya kawasan industri akan menimbulkan derajat pencemaran
dan berakibat buruk lingkungan kehidupan masyarakat perkotaan.
Ny.X
usia 25 tahun, sebelumnya tidak ada riwaat/ keturunan asma, tinggal dikota
dekat pabrik mulai satu tahun yang lalu bersama suaminya yang mana setiap
harinya terkena polusi udara dari pabrik tersebut. Suatu hari Ny.X ini
mengalami sesak nafas dan pingsan dan akhirnya suami dengan dibantu bidan Ny.X dirujuk
kerumah sakit. Setelah meenjalani berbagai pemeriksaan ternyata Ny.X mengalami asma yang parah . Dan juga
paru-paru janinnya terganggu. Setelah diselidiki penyebab utama yaitu akibat
polusi dari pabrik.
DAFTAR PUSTAKA
http://subijakto.blogspot.co.id/2010/11/contoh-issue-etika-bidan-2010.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar