KONSEP
STRES DAN ADAPTASI
Kata stress telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, stress merupakan salah satu gejala psikologi yang dapat menyerang setiap orang. Stress dapat timbul karena adanya konflik dan frustasi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa yang dimaksud stress adalah suatu yng tidak menyenangkan dan membuat orang tersebut merasa tidak nyaman, bingung, mudah marah,tekanan darah meningkat, detak jantung lebih cepat, gangguan pencernaan dsb. Sebagian besar stress dapat dipicu karena pengaruh eksternal dan ada pula yang dipengaruhi oleh fisik internal individu tersebut. Stress sebenarnya dapat dicegah dan dapat diatasi dengan cara tertentu.
Tapi melihat hal-hal
tersebut tampaknya tidak banyak orang yang mengetahui tentang stress, bagaiman
mencegahnya, mengatasi. Pemahaman yang baik terhadap stress akan membantu kita
dalam menghadapi stress ketika stress tersebut menyerang kita, melalui
penanganan yang dapat adanya pemahaman yang baik mengenai stress, maka individu
tidak akan terkena dampak negative dari stress tersebut.
1.
KONSEP
STRES
a.
Setiap
orang dalam hidupnya akan mengalami stres.
b. Umumnya orang dapat menghadapi stres jangka panjang dan menghadapi stres
jangka pendek.
c. Stres dapat memberikan rangsangan terhadap perubahan dan pertumbuhan (positif).
d. Stres berlebihan dapat mengakibatkan penyakit fisik, dan ketidakmampuan mengatasi masalah (negatif).
e. Hasil penelitian menyebutkan ada hubungan stres dgn kelainan
fisik dan psikiatrik.
2.
STRES DAN STRESOR
a. Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non-spesifik
menghrskan individu berespon atau melakukan tindakan (Selye, 1976) .
b. Stres dpt menyebabkan perasaan negatif/berlawanan dgn apa
yg diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional.
c. Stres dpt mengganggu cara org dlm menyerap realitas,
menyelesaikan masalah, berpikir, mengganggu pandangan hdp, sikap pd org yg
disayangi, dan status kesehatan.
d. Persepsi atau pengalaman
individu thdp perub. besar menimbulkan stres.
e. Stimulus yg mengawali/mencetus
perubahan disebut stresor.
f. Stresor menunjukkan suatu
kebutuhan yg tdk terpenuhi.
g. Kebutuhan tersebut dpt berupa
kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan, perkembangan, spiritual,
dan kultural.
h. Stresor dpt diklasifikasikan
mjd stresor internal dan stresor eksternal.
3.
KLASIFIKASI
STRESOR
a. Stresor Internal berasal dari
diri sendiri, stresor ini dpt timbul dari beban yg berat, tuntutan pekerjaan,
keuangan, ketdkpuasan dgn bentuk tubuh, penyakit, pubertas, kehamilan,
menophause, dll
b. Stresor Eksternal berasal dari
luar diri, dpt berasal dari keluarga, masy, dan lingkungan. Cth perselisihan
klrg, perceraian, atasan yg tdk pernah puas, polusi udara, sampah, dll
4.
JENIS STRES
Ditinjau
dari jenisnya stres dapat dibedakan menjadi:
a. Stres fisik : stres yg disebabkan keadaan fisik, spt suhu
yg tinggi atau sangat rendah, suara bising, sinar matahari atau tegangan arus
listrik.
b. Stres kimiawi : stres yg disebabkan krn zat kimia spt
obat2an, zat beracun, asam, basa, faktor hormon, atau gas (prinsipnya krn
pengaruh senyawa kimia).
c. Stres mikrobiologi : stres yg disebabkan krn kuman, spt
virus, bakteri atau parasit.
d. Stres fisiologi : stres yg disebabkan krn ggn fungsi
organ tubuh, spt ggn struktur tbh, fungsi jaringan, organ dll.
e. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan : stres yg
disebabkan krn proses pertumbuhan dan perkembangan, spt pubertas, pernikahan
dan proses lanjut usia.
f. Stres psikis/emosional : stres yg disebabkan krn ggn
psikologis atau ketdkmampuan kondisi psikologis utk menyesuaikan diri, spt
stres dlm hub.interpersonal, sosial budaya, dan keagamaan
5.
MODEL STRES
Model
stres dpt digunakan untuk membantu pasien mengatasi respon yg tdk sehat dan tdk
prodiktif thdp stresor
a. MODEL
BERDASAR RESPON (Slye, 1976)
-
Model
stres ini menjlskan respon atau pola respon tertentu yg dpt mengindikasikan
stresor
-
Menguraikan
stres sebagai respon yg tdk spesifik dari tbh thdp tuntutan yg dihadapinya
-
Stres
ditunjukkan oleh reaksi fisiologis tertentu yg disbt sindrom adaptasi umum
(general adaptation syndrom/ GAS)
b.
MODEL BERDASAR ADAPTASI (Mechanic, 1962)
Empat
faktor yg menunjukkan apakah suatu situasi menimbulkan stres atau tidak, yaitu:
-
Kemampuan
untuk mengatasi stres. Bergantung pd pengalaman mengatasi stres serupa, sistem pendukung
dan persepsi keseluruhan terhadap stres
-
Praktik
dan norma dari klmpk. Jika klmpk menganggap wajar untuk
membicarakan stresor, maka dapat mengeluhkan/mendiskusikan hal tersebut. Respon ini dapat membantu proses adaptasi stres
-
Pengaruh
lingk. sosial dlm membantu seorg individu u beradaptasi thdp stresor.
Contoh: mahasiswa yang resah menghadapi hasil UAS adpat mencari bantuan kepada dosennya. Dosen akan menilai dan menunjuk asisten untuk membantu mahasiswa tersebut. Dosen dan asdos merupakan sumber penurun tingginya stresor yang dialami mahasiswa.
-
Sumber
daya yg dpt digunakan untuk mengatasi stresor. Cth org sakit yg krg mampu mdpt
bantuan kesehatan dari pemerintah shg dpt berobat di RS yg memadai. Hal ini dpt
membantu mengatasi stresor fisiologis.
c.
MODEL BERDASAR STIMULASI (Holmes dan Rahe, 1976)
-
Model
berdasar stimulus berfokus pada karakteristik yg menggangu dalam lingkungan
-
Model
ini mengfokuskan pada asumsi berikut ini:
1. Peristiwa perubahan dlm kehidupan adl normal, dan perub.
ini membutuhkan tipe dan durasi penyesuaian yg sama.
2. Individu adl penerima pasif dari stres, dan persepsi mrk
terhadap suatu peristiwa tidaklah relevan.
3.
Semua
orang mempunyai ambang batas stimulus yg sama dan sakit akan
timbul setelah ambang batas tersebut terlampaui.
d.
MODEL BERDASAR TRANSAKSI (Lazarus dan Folkman)
-
Model
ini menganggap stres sbg respon perseptual seseorang yg berakar dari proses
psikologis dan kognitif
-
Stres
berasal dari hubungan antara orang dan lingkungannya
6.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI RESPON TERHADAP STRESOR
a.
Sifat stresor
Sifat
stresor merupakan faktor yg dpt mempengaruhi respons tbh thdp stresor. Sifat
stresor dpt berupa tiba-tiba atau berangsur dan sifat ini berbeda pd setiap
individu tergantung pemahaman arti stresor.
b.
Durasi stresor
Lama
stresor yg dialami individu dpt mempengaruhi respon tbh. Apabila stresor yg
dialami lbh lama, maka respon juga lbh lama, dan hal ini akan mempengaruhi
fungsi tbh.
c.
Jumlah stresor
Jumlah
stresor yg dialami seseorang dpt menentukan respons tubuh. Semakin banyak stresor
yg dialami maka akan semakin besar dampak yg ditimbulkan bagi fungsi tbh.
Apabila jumlah stresor yg dialami banyak dan kemampuan adaptasi baik, maka
seseorang akan memiliki kemampuan dlm mengatasi.
d.
Pengalaman masa lalu
Pengalaman
dpt mempengaruhi respons tubuh thdp stresor yg dimiliki. Semakin banyak stresor
dan pengalaman yg dialami dan mampu menghadapinya maka kemampuan adaptifnya
akan semakin baik pula.
e.
Tipe kepribadian
Tipe kepribadian
dpt mempengaruhi respon thdp stresor. Tdpt 2 tipe kepribadian :
o
Tipe A
memiliki ciri : ambisius, agresif, kompetitif, kurang sabar, mudah tegang dan
tersinggung, mudah marah, kewaspadaan yg berlebihan, bicara cepat, bekerja tdk
kenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin, lebih suka bekerja sendirian
bila ada tantangan, kaku thdp waktu, tdk mudah dipengaruhi, dan sulit santai.
o
Tipe B
memiliki sifat berkebalikan dari tipe A
Ciri : tidak
agresif, ambisinya wajar-wajar, penyabar, senang, tidak mudah tersinggung,
tidak mudah marah, cara berbicara tdk tergesa-gesa, perilaku tdk interaktif,
lebih suka kerjasama, mudah bergaul.
f.
Tingkat perkembangan
Tingkat
perkembangan individu dpt mempengaruhi respon tubuh yaitu semakin matang dlm
perkembangannnya semakin baik pula kemampuan mengatasinya.Kemampuan individu
dlm mengatasi stresor dan respons terhadap stresor tsb berbeda-beda, dan
stresor yang dihadapi juga berbeda-beda.
Tahap
perkembangan
|
Jenis stresor
|
Anak
|
Konflik mandiri dan
ketergantungan dg orangtua
|
Remaja
|
Mulai
sekolah
|
Dewasa
muda
|
Hubungan
dengan teman sebaya
|
Dewasa
tengah
|
Kompetensi
dengan teman
|
Dewasa
tua
|
Perubahan tubuh
Hubungan dg teman
Seksualitas
Mandiri
Menikah
Meninggalkan rumah
Mulai bekerja
Melanjutkan pendidikan
Membesarkan anak
Menerima proses penuaan
Status sosial
Usia lanjut
Perubahan tmpt tinggal
Penyesuaian diri pada masa
pensiun
Proses kematian
|
7.
TAHAPAN STRES
Menurut
Robert J Van Amberg 1979, stres dpt dibagi mjd 6 tahapan:
1.
Tahap pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stres dan biasanya ditandai dengan adanya semangat bekerja yang berlebihan,
penglihatan tajam, dan merasa mampu menyelesaikan pekerjaan yang tidak seperti biasanya, merasa senang akan pekerjaan tetapi kemampuan yang dimiliki semakin berkurang.
2.
Tahap kedua
Pada tahap ini seseorang memiliki ciri : perasaan letih
saat bangun pagi, terasa lelah sesudah makan siang, cpt lelah menjelang sore,
sering mengeluh perut atau lambung tdk nyaman, denyut jantung berdebar-debar
lbh dari biasanya, otot punggung dan tengkuk semakin tegang.
3.
Tahap ketiga
Pada tahp ini seseorang mengalami gangguan lambung dan
usus spt gastritis, buang air besar tdk teratur, ketegangan otot semakin
terasa, perasaan tdk tenang, ggn pola tidur spt sukar tidur, bangun tengah
malam dan sukar tidur kembali, lemah, terasa spt tdk memiliki tenaga.
4.
Tahap keempat
Pada tahap ini akan mengalami gejala : segala pekerjaan
yg menyenangkan terasa membosankan, semula tanggap thdp situasi mjd kehilangan
kemampuan utk merespons scr adekuat, tdk mampu melaksanakan kegiatan
sehari-hari, ggn pola tidur, sering menolak ajakan krn tdk bergairah, kemampuan
mengingat dan konsentrasi menurun krn adanya perasaan ketakutan dan kecemasan
yg tdk diketahui penyebabnya.
5.
Tahap kelima
Tahap ini ditandai dgn kelelahan fisik scr mendalam, tdk
mampu menyelesaikan pekerjaan ringan dan sederhana, ggn pd sistem pencernaan
semakin berat, perasaan ketakutan dan kecemasan semakin meningkat.
6.
Tahap keenam
Ini mrpkn tahap puncak, ditandai dgn rasa panik dan takut
mati dg gejala spt detak jantung semakin keras, susah bernafas, terasa gemetar
seluruh tubuh dan berkeringat, kemungkinan bisa terjadi kolaps/ pingsan.
10.
REAKSI TUBUH TERHADAP STRES
1. Perubahan warna rambut yg semula hitam menjadi kecoklatan
dan kusam.
2. Perubahan ketajaman mata krn kekenduran otot-otot mata.
3. Gangguan pada telinga : suara berdenging
4. Penurunan konsentrasi
5. Sering sakit kepala dan pusing
6. Ekspresi wajah tampak tegang, mulut dan bibir terasa
kering, berkeringat dan kadang2 panas.
7. Sistem pernafasan : sesak krn penyempitan saluran nafas.
8. Sistem kardiovaskuler : berdebar-debar, pembuluh darah
melebar atau menyempit kdg2 tjd kepucatan atau kemerahan pada muka , terasa
kedinginan dan kesemutan pada jari tangan atau kaki.
9. Sistem pencernaan : gangguan spt lambung, terasa kembung,
mual dan pedih.
10. Sistem
perkemihan : gangguan spt BAK yg sering.
11. Sistem
endokrin/hormonal : peningkatan kadar gula dan tjd penurunan libido dan
penurunan kegairahan pada seksual.
TEKNIK
MANAJEMEN STRES
Manajemen stres adalah teknik mengelola stres dgn lbh baik, berusaha
mencegah dan mengatasi stres agar tdk sampai ke tahap yg paling berat sehinga dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengatur diet dan nutrisi. Cara efektif u mengatasi
stres. Dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yg halal dan tdk berlebihan,
mengatur jadwal makan scr teratur, menu bergizi dan bervariasi, hindari makanan
dingin dan monoton.
2. Istirahat dan tidur. Obat yg baik u mengatasi stres.
Istirahat dan tidur yg cukup dpt memulihkan keletihan fisik dan keadaan
tbh,memberikan kegairahan dlm hidup memperbaiki sel-sel yg rusak.
3. Olahraga atau latihan teratur. Salah satu cara utk
meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik serta mental. Dapat dilakukan dg cara jalan pagi, lari pagi minimal 2 minggu sekali.
4. Berhenti merokok. Dapat menanggulangi stres,krn dpt meningkatkan status kesehatan, mempertahankan
ketahanan dan kekebalan tubuh
5. Tdk mengkonsumsi minuman beralkohol. Minuman beralkohol
mrpk pencetus stres. Dengan menghindarinya kekebalan dan ketahanan tbh semakin
baik, segala penyakit dpt dihindari krn minuman tsb banyak mengandung alkohol.
6. Mengatur berat badan. Peningkatan BB merupakan faktor yg
dpt menyebabkan timbulnya stres. Keadaan tubuh yg seimbang dpt menurunkan
ketahanan dan kekebalan tubuh thd stres.
7. Mengatur waktu. Mengatur waktu merupakan cara tepat dlm
mengurangi dan menanggulangi stres. Segera lakukan pekerjaan yg dpt dikerjakan
dan jangan menunda pekerjaan yg ada.
8. Terapi psikofarmako. Menggunakan obat-obatan dlm
mengatasi stres. Obat yg digunakan anticemas dan antidepresi.
9. Terapi somatik. Terapi dilakukan pada gejala yg terjadi
akibat stres yg dialaminya shg tdk menganggu sistem tubuh yg lain, cth diare
krn stres, maka yg diobati diarenya.
10.
Psikoterapi.
Terbagi menjadi:
-
Psikoterapi
suportif, yaitu memberikan motivasi dan dukungan agar pasien percaya diri
-
Psikoterapi
reedukatif, yaitu memberikan pendidikan scr berulang.
-
Psikoterapi
rekonstruktif, yaitu memperbaiki kepribadian yg tergoncang
-
Psikoterapi
kogitif, yaitu memulihkan kognitif pasien
11.
Terapi
psikoreligius. Menggunakan pendekatan agama dlm mengatasi stres. Mengatasi atau
mempertahankan kehidupan seseorang hrs sehat secara fisik, psikis, sosial dan
sehat spiritual.
ADAPTASI TERHADAP STRESOR
1. Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam merespon terhadap stres
2. Adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsi yang optimal
3. Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme otomatis u
perlindungan, mekanisme koping, dan idealnya mengarah pada penyesuaian dan
penguasaan situasi
4. Agar adaptasi berfungsi optimal, seseorg hrs mampu
berespon thdp stresor dan beradaptasi thdp tuntutan atau perubahan yg
dibutuhkan
Respon
stres terbagi mjd 4:
ü Adaptasi fisiologis
ü Adaptasi psikologis
ü Adaptasi sosial budaya
ü Adaptasi spiritual
1. Adaptasi fisiologis
Selye 1976 membagi adaptasi
fisiologis mjd 2 :
-
Sindrom
adaptasi lokal (local adaptation syndrome/LAS)
-
Sindrom
adaptasi umum (general adaptation syndrome/GAS)
ADAPTASI
FISIOLOGIS TERHADAP STRES
a. Sindrom adaptasi lokal (local adaptation syndrome/LAS)
merupakan proses adaptasi yg bersifat lokal, msl ketika kulit terkena infeksi, maka
daerah sekitar kulit akan menjadi kemerahan, bengkak, terasa nyeri, panas, kram. Ciri LAS
:
-
Bersifat
lokal, yaitu tdk melibatkan keseluruhan sistem tubuh
-
Bersifat
adaptif, yaitu diperlukan stresor untuk menstimulinya
-
Bersifat
jangka pendek, yaitu tdk berlangsung selamanya
-
Bersifat
restoritif, yaitu membantu memperbaiki homeostasis daerah
atau bag. tubuh
b. Sindrom adaptasi umum (general adaptation syndrome/GAS)
Proses adaptasi yang bersifat umum atau sistematik. GAS terjadi ketika LAS tidak teratasi dgn baik, dapat berupa peningkatan suhu tubuh, keringat dingin dll. GAS
terbagi mjd 3 tahap:
ü Tahap reaksi alarm
ü Tahap resistensi
ü Tahap terakhir (kelelahan)
1.
Tahap reaksi alarm
- Merupakan tahap awal dari proses adaptasi
- Individu siap menghadapi stresor yg akan masuk ke dalam
tubuh.
- Diawali dg kesiagaan dimana tjd perubahan fisiologis
yaitu ditandai dgn ekskresi hormon adrenalin yg dpt meningkatkan denyut jantung
dan pernafasan cepat dan dangkal
- Pengeluaran hormon adrenokortikotropik yg dpt merangsang
pengeluaran kortikoid yg dpt mempengaruhi tekanan darah
- Aktifitas hormon mempersiapkan individu untuk “fight
or flight”
2.
Tahap resistensi
- Tubuh akan melakukan proses penyesuaian.
-
Terjadi
berbagai perubahan dalam tubuh utk mengatasi stresor yang ada
sepertijantung bekerja lebih keras untuk mendorong darah yang pekat melewati arteri dan vena yang menyempit.
3.
Tahap terakhir (kelelahan)
ü Tahap ini ditandai dengan adanya kelelahan
ü Apabila selama proses adaptasi tidak mampu mengatasi
stresor yg ada, maka dpt menyebar ke seluruh tubuh.
ü Dapat berakibat pada kematian
2.
Adaptasi Psikologis
ü Proses penyesuian secara psikologis akibat stresor yg ada
ü Bersifat konstruktif dan destruktif
ü Konstruktif dpt membantu individu utk menyelesaikan
masalah
ü Destruktif berkebalikan dg konstruktif, spt memilih
narkoba sbg pelarian
ü Dalam proses adapatsi scr psikologis utk mempertahankan
diri dari berbagai stresor dg cara melakukan koping
Mekanisme koping, terbagi
menjadi 2:
1. Reaksi
yg berorientasi pada tugas.
Melibatkan penggunaan kognitif dalam memecahkan masalah dan mengurangi stres. Tiga jenis perilaku yg umum:
ü Menyerang, bertindak menghilangkan, mengatasi stresor, contoh dengan berkonsultasi pada ahli
ü Menarik diri dari stresor baik secara fisik atau emosi
ü Berkompromi, mengubah metode yang digunakan, mengganti tujuan dll
2. Reaksi
yg berorientasi pada ego.
Mekanisme ini adalah:
ü Rasionalisasi. Berusaha memberikan alasan yg rasional shg
masalah yg dihadapi dpt teratasi
ü Displacement (pengalihan). Mengatasi stres dgn
mengalihkan pada tngkah laku pd objek lain,cth seseorg yg tdk dpt
berkonsentrasi krn keributan temannya, maka dia akan menyalahkan temannya tsb
ü Kompensasi. Mengatasi masalah dgn mencari kepuasan pada
kondisi lain, putus asa krn sulit mengingat dan berhitung, maka mencari bakat
lain yg lbh menonjol seperti melukis
ü Proyeksi. Menempatkan sifat batin sendiri ke dalam sifat
batin orang lain.
ü Represi. Melupakan masa lalu yg buruk dan menguburnya
dalam alam bawah sadar
ü Supresi. Berusaha menekan masalah yg secara sadar tdk
diterima dan tdk memikirkan hal-hal yg tidak menyenangkan
ü Denial (penyangkalan). Menyangkal masalah yg dialami atau
tdk mau menerima kenyataan yg terjadi, cth menolak kenyataan telah di PHK
dengan tetap melakukan kegiatan rutinitas seolah-olah msh bekerja
3.
Adaptasi sosial budaya
Proses adaptasi degan melakukan penyesuaian perilaku yg sesuai degan norma di masyarakat (berkumpul dg masyarakat dlm kegiatan kemasyarakatan),
cth : org yg tinggal di desa akan berusaha mengikuti budaya yang ada di masyarakatnya, seperti gotong royong.
4.
Adaptasi spiritual
Proses adaptasi dengan perubahan perilaku sesuai dgn agama yang dianut, contoh : apabila mengalami stres seseorg akan giat beribadah, seperti sholat, puasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar