MAKALAH
TEORI ELA JOY LEHRMAN DAN MOTRTEN
Di
susun oleh:
1. Ummu
Azka Latifa (15150003)
2. Maytrian
Linda P (15150001)
3. Fellisia
Ersadea (151500
)
4. Sonia
Dorakardoso (151500 )
5. Nurjana
Karmila (15150022)
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
PRODI
D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Teori Ela Joy Leherman dan Morten.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Teori Ela Joy
Leherman dan Morten. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat demi masa
yang akan dating, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Yogyakarta, 18 November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II ISI
A.Teori
Ela Joy Lerhemen Dan Morten.................................................................. 3
B. Konsep Lehrman
dan Morten ............................................................................ 4
C. Asuhan
Partisipatif.............................................................................................. 6
D. Penerapan
Pelayanan Antenatal atau Pemberian Asuhan pada Ibu ................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 12
3.2 Saran............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan
mengadopsi dari beberapa model lainnya dan berdasarkan teori yang sudah ada
yaitu diantaranya teori Reva Rubin, sehingga tercipta sebuah model kebidanan
yang sesuai dengan filosofi kebidanan baik dari segi bidan sebagai profesi
maupun wanita dan keluarga sebagai rnes pelayanan asuhan kebidanan.
Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi
bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada klien sehingga akan terbina
suatu partnership dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi
kebidanan akan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang mengutamakan upaya-upaya
promotif dan preventif.
Faktor penyebab tinggi angka kematian
tersebut antaralain perdarahan, eklamsi, aborsi tidak aman, trauma kehamilan.
Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, dan eklamsi.
Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, kurang energi,
dan keadaan 4 terlalu (terlalu muda, tua, sering, dan banyak). Kematian ibu
juga diwarnai oleh hal-hal nonteknis yang masuk kategori mendasar, seperti
ketidakberdayaan dan taraf pendidikan yang rendah.
Banyak kematian ibu dapat dicegah dan
diturunkan, misalnya kematian akibat perdarahan dengan persalinan cepat dan
tepat dan dengan ditolong oleh tenaga-tenaga kesehatan yang terlatih dan
terdidik.
Ada lima teori yang mempengaruhi model
kebidanan, yaitu teori Reva Rubin, teori Ramona T mercer, teori Jean Ball, teori Ela Joy
Lerhman dan Morten, dan teori Ernestine Wiedenbach. Dalam makalah ini akan
lebih dibahas mengenai teori Ela Joy Lerhman dan Morten.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
teori kebidanan menurut Ela Joy Lehrman?
2. Bagaimanakah
penerapan atau asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa itu teori kebidanan menurut Ela Joy Lehrman.
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan atau asuhan kebidanan yang
diberikan kepada ibu.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Teori Ela Joy Lerhman dan Morten
Dalam melaksanakan profesi kebidanan, Ela Joy
Leherman melihat makin banyaknya tugas yang di bebankan pada bidan yang harus
dilaksanakan dengan penuh professional dan tanggung jawab . Dengan pandangan
Ela Joy tersebut menjadi latar belakang munculnya teori kebidanan berdasarkan
hasil penelitian yang di lakukan . teori Leherman ini menginginkan agar bidan
dapat melihat semua aspek praktik pemberian asuhan pada wanita hamil dan
memberi pertolongan persalinan.
Telah dilakukan banyak penelitian untuk
mempelajari isi dan proses dari pemeriksaan antenatal. Robin dkk, 1983 dan
Robinson 1985 mempelajari peran bidan
dalam memberi infomasi yang komperhensif
dan memberikan nasehat dalam pelayanan kebidanan, seperti waktu pemeriksaan
perut dan memberikan nasehat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama
kehamilan. Mereka mempelajari sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya
dalam memberi asuhan ibu bersalin. Macintyre ( 1980 ) dalam observasinya
menemukan perbedaan antara rhetoric resmi antara nilai asuhan antenatal dan
corak asuhan yang impersonal yang dialami seorang ibu diklinik spesialis.
Lerhman mengidenfikasikan konsep yang menggaris bawahi asuhan antenatal yang
akan diberikan.
Teori ini mengharapkan bidan dapat melihat
semua aspek dalam memberikan asuhan dalam ibu hamil dan memberikan pertolongan
dalam ibu bersalin. Lerhman dan
koleganya ingin menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang wanita dengan
kemampuan bidan untuk mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktik.
B. Lehrman dan Morten mengemukakan
8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
a. Asuhan yang berkesinambungan
b. Keluarga sebagai pusat asuhan
c. Pendidikan dan konseling merupakan bagian
dari asuhan
d. Tidak ada intervensi dalam asuh
e. Fleksibilitas dalam asuhan
f. Keterlibatan dalam asuhan
g. Advokasi dari pelayanan kebidanan
h. Waktu
1. Asuhan
yang berkesinambungan
Seorang bidan harus memeberikan asuhan kepada
wanita secara terus-menerus mulai dari awal
kehamilan, persalinan, nifas dan post artum agar klien dapat melewati masa-masa
ini dengan baik.
2.
Keluarga sebagai pusat asuhan
Keluarga adalah salah satu pusat asuhan yang
sangat penting karena keluarga adalah orang
terdekat klien yang dapat memantau kien secara terus menerus, sehingga dalam
hal ini seorang bidan harus mempunyai komunikasi yang baik dengan keluarga
terutama memeberikan asuhan-asuhan yang dapat membantu sang ibu menjalani
asuhan-asuhan tersebut di rumah pada saat sang bidan tidak dapat memantau seara
langsung, keluargalah yang berperan.
3. Pendidikan
dan konseling merupakan bagian dari asuhan
Memberikan informasi kepada klien adalah
salah satu bentuk asuhan yang sangat penting. Selain itu, konseling juga
merupakan bagian yang sangat penting dalam pemberian asuhan kepada klien.
Konseling bertujuan agar bidan dan klien dapat memahami satu sama lain,
sehingga bidan dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
4. Tidak
ada intervensi dalam asuhan
Artinya dalam pelayanan atau memberi asuhan,
pelayan kesehatan tidak memberikan asuhan yang tidak seharusnya. Maka dalam hal
ini sang bidan harus mulai menganalisa, mengkaji dan memebrikan asuhan yang
sesuai.
5. Fleksibilitas
dalam asuhan
Penerapnnya adalah seorang bidan dalam
melakukan praktiknya tidak boleh kaku saat melakukan tindakan atau pada saat
memeberikan asuhan, agar pasien merasa nyaman dengan tindakan yang bidan
lakukan.
6. Keterlibatan
dalam asuhan
Dalam memebrikan asuhan, seorang pelayan
kesehatan atau bidan harus ikut berpatisipasi atau terlibat dalam melaksanankan
asuhan. Contohnya dengan membantu sang ibu untuk memberi nutrisi yang baik
untuk janin dengan memebrikan beberapa makanan bergizi atau bisa juga dengan
membantu sang ibu memandikan bayi. Intinya adalah pelayan kesehatan atau bidan
tidak hanya menyampaikan teori-teori saja tapi juga harus terlibat dalam
praktik asuhan tersebut.
7. Advokasi
dari pelayanan kebidanan
Tenaga kesehatan menerapkan teori ini dengan
selalu memeberikan inform consent atau oersetujuan sebelum melakukan tindakan
kepada klien sehingga ada persetujuan dari kedua belah pihak.
8. Waktu
Seorang bidan yang profesional akan selalu
memberikan pelayanan atau asuhan tanpa mengenal waktu dan bidan tersebut mampu
meyelesaikan asuhannya sesuai dengan batas waktu atau tepat waktu agar
asuhan-asuhan yang diberikan tidak tertunda-tunda.
C.
Asuhan Partisipatif
Bidan dapat melibatkan klien dalam
pengkajian, evaluasi dan perencanaan pasien klien ikut bertanggung jawab atau
ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya
palpasi; klien akan melakukan palpasi pada tempat tertentu atau ikut
mendengarkan denyut jantung.
Lehrman memberikan teknik pada bidan tentang
asuhan Partisipatif kepada kliennya yaitu Bidan dapat melibatkan klien dalam
pengkajian, evaluasi dan perencanan. Pasien/klien ikut bertanggung jawab atau
ambil dari pelayanan antenatal. Misalnya : pendidikan tentang laktasi,
persiapan persalinan, senam hamil, pemeriksaan fisik seperti palipasi klien
akan melakukan pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan denyut jantung.
Kedelapan komponen yang dibuat lehrman ini
kemudian diuji cobakan oleh Morten ( 1991 ) pada pasien post partum. Asuhan
yang partisipatif dalam kontkes pelayanan bidan di UK dibahasakan sebagai
pilihan dan control dari si wanita yang dilayani ( choise and on the part of
the women ). Hal ini dimaksudkan sebagai pengkaji dan merencanakan program
asuhan yang dilakukan bersama si penerima dan si pemberi asuhan.
Dari delapan komponen yang dibuat oleh
Lehrman tersebut kemudian diuji cobakan oleh Morten pada pasien postpartum.
Dari hasil penerapan tersebut Morten
menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman,
yaitu
a. Tehnik terapeutik
b. Pemberdayaan
c. Hubungan sesama
Dari hasil penerapan tersebut, Morten, dkk (
1991 ) menambahkan 3 komponen lagi kedalam 8 komponen yang telah dibuat Lehrman , yaitu :
1. Empowerment
( perbedayaan )
Suatu dalam member kekuasaan dan kekuatan.
Bidan melalui penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan energy dan sumber
dari dalam diri klien. Indikatornya antara lain : penguatan/penegasan (
affirmation ) , memvalidasi , meyakinkan kembali dan memberi dukungan.
2. Lateral
Relationship ( hubungan sesama )
Bidan menjalin hubungan yang baik terhadap
klien, bersikap terbuka ( self of openness ), sling menghargai ( mutual regards
), sejalan dengan klien sehingga antara bidan dan kliennya nampak akrab
misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman.
3.
Teknik Terapeutik
Teknik terapeutik dijelaskan sebagai Proses
komunikasi sangat bermanfaat dalam perkembangan dan penyembuhan. Teknik
terapeutik dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap : Mendengar yang aktif,
menyelidik, mengkaji dan mengklarifikasi
masalah, humor (tidak bersifat kaku), tidak menuduh, tidak menghakimi,
mendorong, jujur, mengakui kesalahan,
memfasilitasi klien, dan menghargai hak klien. Proses komunikasi sangat
bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan misalnya:
a. Mendengar aktif
b. Mengkaji
c. Klarifikasi
d. Humor
e. Sikap yang tidak menuduh
f. Pengakuan
g. Fasilitas
h. Pemberi ijin
Hubungan lateral diartikan sebagai : bidan
meningkatkan interaksi yang mempunyai ciri keterbukaan (self of
openness),saling menghargai ( mutual regard), persamaan posisi sehingga
mendorong rasa kebersamaan diantara bidan dan klien, indicator hubungan lateral
adalah : kesejajaran,empati,berbagai pengalaman/perasaan.
Lehrman dan Morten et al memberikan suatu
model praktik kebidanan secara jelas menunjukkan era praktik kebidanan.
D.
Penerapan Pelayanan Antenatal atau Pemberian Asuhan pada Ibu
1. KEHAMILAN
Masa kemahilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dhitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun
emosional ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan
berkembang dengan normal dan menghasilakn kelahiran bayi sehat, cukup bulan,
melalui jalan lahir (normal), namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
ibu dengan kelahiran normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa drinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal.
Tujuan asuhan antenatal adalah :
a.
Memperhatiakan
perkembangan kemhamilan demi kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
b.
Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi.
c.
Mengenali
sejak dini ketidaknormalan atau komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu.
d.
Mempersiapkan
proses persalinan yang cukup bulan, normal dan keselamatan ibu dan bayi.
e.
Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan ibu dapat memberikan ASI eklusif.
f.
Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar bayi dapat tumbuh
secara normal.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada
masa kehamilan ibu adalah :
Mengumpulkan data-data dari ibu, seperti :
1. Biodata
2. Riwayat kehamilan
3. Riwayat kebidanan
4. Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang
5. Riwayat sosial ekonomi
Melakukan pemeriksaan fisik, contohnya :
1. Tekanan darah
2. Denyut jantung ibu
3. Gerakan janin
4. Membantu ibu dan keluarganya untuk
mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat, seperti :
Ø Mempersiapkan pertolongan dan tempat
kelahiran serta keuangan untuk persiapan persalinan.
Ø Mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi
seperti, tempat dan transportasi ke tempat rujukan, mempersiapkan donor darah,
finansial, dan memilih pembuat keputusan jika pihak pertama tidak ada ditempat.
Ø Memberi konseling pada ibu tentang gizi,
perubahan fisiologi, menginformasikan pada ibu untuk mencari pertolongan segera
pada saat mendapati tanda-tanda bahaya, merencanakan dan mempersiapakn
kelahiran yang bersih dan aman di rumah, menjaga kebersihan diri.
2. PERSALINAN
Persalian adalah proses dimana bayi, plasenta
dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan yang normal adalah jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya
penyulit.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa persalinan ibu adalah :
a.
Membantu
ibu dalam persalinan jika ibu terlihat gelisah.
b.
Memberi
dukungan emosional pada ibu.
c.
Memberikan
informasi atas kemajuan persalinannya.
d.
Memeberikan
perhatian yang lebih kepada ibu.
e.
Menyarankan
ibu untuk sering berjalan.
f.
Melibatkan
suami atau ibunya untuk memberi semangat sang ibu.
g.
Mengajarkan
teknik bernafas.
h.
Memberi
minum yang cukup kepada ibu agar kebutuhan energinya tercukupi dan mencegah
dehidrasi.
i.
Bidan
harus melakukan pemantauan sesering mungkin hingga bayi dilahirkan.
3. MASA
NIFAS
Masa nifas dimulai beberapa jam setelah
lahirnya janin dan mencakup 6 minggu berikutnya.
Asuhan
antenatal yang diberikan bidan pada masa nifas kepada ibu adalah :
a.
Membersihkan
bayi yang sudah dilahirkan.
b.
Mendekatkan
bayi kepada ibu.
c.
Menganjurkan
ibu untuk memeberi ASI awal kepada bayinya.
d.
Memastikan
ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
e.
Memastikan
ibu dapat menyusui bayinya dengan baik.
f.
Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari.
g.
Menanyakan
pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya.
h.
Memberikan
konseling untuk KB.
i.
Menganjurkan
ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Teori
Ela Joy Lerhman dalam teori ini menjelaskan tentang:
Ø asuhan kebidanan yang berperan dalam
pelayanan pada masa anternatal
Ø teori ini mengharapkan bidan dapat melihat
semua aspek dalam memberikan asuhan pada ibu hamil dan bersalian
Ø pelayanan kebidanan antenatal pada ibu harus
diberikan sesuai dengan prosedur masing-masing tahap (kehamilan, persalinan dan
nifas) dengan melibatkan keluarga dan masyarakat.
2.
Mempelajari
peran bidan dalam memberi informasi yang komperensif dan memberikan nasehat
dalam pelayan kebidanan tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan.
B.
Saran
Dalam Teori Ella Joy Lehrman menginginkan
agar bidan dapat melihat semua aspek praktik memberikan asuhan pada wanita hamil
dan memberikan pertolongan dalam melakukan persalinan. Dalam hal ini Lehrman
memberikan teknik pada bidan tentang Asuhan Partisipatif kepada kliennya yaitu
bidan dapat melibatkan klien untuk bertanggung jawab.
DAFTAR
PUSTAKA
Asrinah,dkk. 2010. Konsep
Kebidanan. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Margiyati.2013.Konsep Kebidanan.Yogyakarta:Pustaka
Pelajar
Mufdlilah,dkk. 2012. Konsep
Kebidanan. Yogyakarta:Medical Book.
Yulifah Rita, Surachmindari. 2013.Konsep Kebidanan Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar