Senin, 30 Mei 2016

Cara Mengatasi Gangguan Psikologi Pada Masa Menopause dan contoh asuhan kebidanan



CARA MENGATASI
GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA MENOPAUSE





Disusun Oleh:
Kelompok : 3
Kelas : A12.1
Nama Anggotan dan NIM :
1.      Ummu Azka Latifa                             (15150003)
2.      Wahyu Setyarini                                 (15150004)
3.      Kristiani Kesy                                     (15150007)
4.      Bela Sintiya                                         (15150009)
5.      Siti Mujirahayu                                   (15150043)
6.      Leonarda Manuni                                (15150033)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Tahun Akademik 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Pada Masa Menopouse.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Pada Masa Menopouse. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat demi masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini bisa berguna untuk kedepannya, dan jika ada kata-kata yang kurang berkenan kami mohon maaf. Terimakasih


Yogyakarta, 11 Mei  2016
            Hormat kami,


            Penulis




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL                                                …………………………………   i
KATA PENGANTAR                                 …………………………………  ii
DAFTAR ISI                                                 ………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN                            ………………………………… 4
1.1  Latar Belakang                                    ………………………………… 4
1.2  Rumusan Masalah                               ………………………………… 5
1.3  Tujuan                                                 ………………………………… 5
BAB II  PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Menopause                        ………………………………… 6
2.2  Periode Menopause                             ………………………………… 7
2.3  Tahap-tahap Menopause                     ………………………………… 7
2.4  Perubahan Pada Masa Menopause      ………………………………… 8
2.5  Gangguan Dan Cara Mengatasi
Psikologis Bagi Wanita Menopause    …………………………………9
2.6  Tanda dan Gejala Menopause             ……………………………….. 14
2.7  Cara Mengatasi Gangguan
Psikologi Pada Masa Menopause        ……………………………….. 17
2.8  Contoh Asuhan Kebidanan (SOAP)
Pada Masa Menopause                       ……………………………….. 20

BAB III PENUTUP                                     ……………………………….. 27
3.1  Kesimpulan                                        ……………………………..27
3.2  Saran                                                  …………………………..…… 28
DAFTAR PUSTAKA                                  ……………………......……… 29









BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia antara 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan dengan keadaan fisik dan kejiwaannya. Selain perempuan mengalami stress fisik dapat juga mengalami stress psikologi yang mempengaruhi keadaan emosi dalam menghadapi hal normal sebagaimana yang dijalani oleh semua perempuan (Baziad, 2003).
Berat-ringannya perempuan dalam menghadapi menopause dipengaruhi oleh kedewasaan berpikir, faktor sosial ekonomi, budaya, wawasan mengenai menopause dan kematangan mental. Bila seorang perempuan tidak siap mental menghadapi periode klimakterik atau fase menjelang menopause dan lingkungan psikososial tidak memberikan dukungan positif akan berakibat tidak baik (Irawati, 2007).
Akibatnya perempuan itu akan menjadi kurang percaya diri, merasa tidak diperhatikan, tidak dihargai, merasa stress, dan khawatir berkepanjangan tentang perubahan fisiknya. Para perempuan usia lanjut tersebut juga rentan terhadap penyakit degeneratif misalnya osteoporosis, penyakit jantung koroner, kanker, darah tinggi (Kasdu, 2004).
Jika kondisi ini tidak bisa diatasi akan berkembang menjadi stress yang berdampak buruk pada kehidupan sosial perempuan yang akan merangsang otak sehingga dapat mengganggu keseimbangan hormon dan akhirnya berakibat buruk pada kesehatan tubuh (Kasdu, 2004). Perilaku perempuan premenopause dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya yaitu pendidikan, sosial ekonomi, dan pekerjaan. Perempuan yang banyak mengalami kekhawatiran berasal dari orang-orang yang berpendidikan tinggi dan perekonomian menengah ke atas. Sindrom menopause dialami oleh banyak perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% perempuan Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia. Beberapa dampak premenopause yang sering terjadi di masyarakat adalah kecemasan, takut, lekas marah, ingatannya menurun, sulit konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, mudah tersinggung, stress bahkan depresi.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa saja gangguan psikologi pada masa menopause?
2.      Bagaimana cara  mengatasi gangguan psikologi pada masa menopause?
1.3  Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui gangguan-gangguan psikologi yang terjadi pada masa menopause.
2.      Mengetahui cara-cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi pada masa menopause.










BAB ll
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Menopause
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung telur). Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an (Prawirohardjo Sarwono, 2003).
Produksi hormon estrogen menurun disebabkan oleh folikel indung telur (kantong indung telur) akan mengalami tingkat kerusakan yang lebih cepat sehingga pasokan folikel akhirnya habis. Percepatan kerusakan folikel ini terjadi pada usia 37 dan 38 tahun. Inhibin (suatu zat yang dihasilkan volikel) yang berkurang sehingga meningkatkan kadar FSH (Folokel Stimulating Hormon) yang dihasilkan oleh hipofisis. Kadar estrogen perempuan akan meningkat pada masa pra menopause.
Kadar tersebut tidak berkurang selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi berakhir. Estrogen utama yang dihasilkan dalam tubuh wanita adalah estradiol.Namun selama pra menopause, estrogen yang dihasilkan lebih banyak dari jenis berbeda yaitu estrogen yang dihasilkan didalam indung telur maupun dalam lemak tubuh. Kadar progesteron mulai menurun tajam selama pra menopause.
Meskipun tujuan reproduksi tidak lagi menjadi hal utama di usia ini, peran hormone-hormon tersebut yang berkaitan dengan kesehatan tetap diperlukan. Estrogen dan androgen tetap penting, misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat.Selain itu juga bermanfaat untuk mempertahankan jaringan vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan kalogen yang sehat pada kulit.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menopause merupakan suatu masa ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen yang mengakibatkan haid tidak muncul lagi. Hal ini dapat diartikan sebagai berhentinya kesuburan (Aqila, 2010 ).

2.2  Periode Menopause
Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2003) ada tiga periode menopause, yaitu:
1.      Klimaterium
Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause, antara usia 40 tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif banyak.
2.      Menopause
Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi, dan bila sesudah menopause disebut paska menopause bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.
3.      Senium
Periode paska menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun. Beberapa wanita juga mengalami berbagai gejala karena perubahan keseimbangan hormon.

2.3  Tahap-Tahap Dalam Menopause
Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2003) menopause di bagi dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
1.      Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejala-gejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah yang banyak, serta nyeri haid.
2.      Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause. Gejala-gejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang.
3.      Menopause
Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh. Menurut Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada menopause antara lain keringat malam hari, mudah marah, sulit tidur, siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina, perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.

2.4  Perubahan Pada Masa Menopause
Perubahan pada masa menopause itu menyangkut perubahan organ reproduksi, perubahan hormon, perubahan fisik, maupun perubahan psikologis.Seorang yang berada pada masa menopause, harus siap menjalani masa ini, karena masa menopause adalah masa peralihan, yang biasanya seseorang mengalami masalah pada masa transisi ini.
Menurut Bramantyo, L (2000), perubahan yang terjadi selama masa menopause adalah: 
1.      Perubahan Organ Reproduksi
Perubahan organ reproduksi disebabkan oleh berhentinya haid, berbagai reproduksi akan mengalami perubahan. Sel telur tidak lagi di produksi, sehingga juga akan mempengaruhi komposisi hormon dalam organ reproduksi.
2.      Perubahan Hormon
Sesuatu yang berlebihan atau kurang, tentu mengakibatkan timbulnya suatu reaksi pada kondisi menopause reaksi yang nyata adalah perubahan hormon estrogen yang menjadi berkurang.Meski perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis adalah perubahan hormon estrogen. Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang, dan bahkan siklus haidnya mulai terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon estrogen.
3.      Perubahan Fisik
Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada masa menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita.Keadaan ini berupa keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Perubahan Emosi
Selain fisik perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause sangat tergantung pada masing-masing individu, pengaruh ini sangat tergantung pada pandangan masing-masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang masa menopause.

2.5  Gangguan Dan Cara Mengatasi Psikologis Bagi Wanita Menopause
1.      Depresi Menstrual
Keadaan yang pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris. Pada saat ini sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif itu selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba bersamaan dengan datangnya siklus haid.
Depresi merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan bahwa wanita yang bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.

Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan depresi menstrual yaitu:
1.      Dukungan Informatif
a.       Memberikan konseling khusus berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.
b.      Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan menerima siklusnya. 
c.       Memberikan nasehat agar dapat menerima keadaanya dengan lapang dada. 
d.      Memberikan informasi agar selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi pada suaminya.
e.       Memberikan nasehat untuk mencari lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui media cetak,  elektronik dan lain-lain.
f.       Memberi nasehat untuk mencari dukungan spiritual.
g.      Memberi contoh-contoh pengalaman positif tentang wanita menopause. 
h.      Menganjurkan untuk berolahraga. 
i.        Memberi latihan penanganan stress. 
j.        Memberi nasehat untuk konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu.
2.      Dukungan Emosional 
a.       Mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause.
b.      Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami kondisi istrinya.
c.       Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.  
d.      Menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
3.      Dukungan Penghargaan
a.       Memberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai. 
b.      Memberi dorongan atau support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.
4.      Dukungan Instrumental 
a.       Memberi bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause.
b.      Memberi bantuan materi (yang diberikan keluarga).
2.      Masturbasi Klitoris
Banyak wanita yang dahulu selama masa produktif menjadi dingin-beku secara seksual, pada masa klimakteris ini tiba-tiba saja seksualitasnya menjadi hangat membara lagi, dan ia menjadi sensitive sekali. Akan tetapi, ada juga wanita-wanita yang selama periode produktifnya memiliki seksualitas yang normal, justru pada usia klimakteris ini mereka menjadi beku dingin secara seksual.
Adakalanya pada wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara lagi ia sensitive sekali sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani kelentit).
Cara mengatasi gangguan psikologis masturbasi :
1.      Memberi nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat.
2.      Memberi nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan untuk mendapat terapi.
3.      Memberi konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan hubungan sex.
4.      Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami mau membantu memecahkan masalah, mamberi dukungan kepada istrinya.
3.      Ide Delerius
Ide yang berisikan kegilaan, nafsu-nafsu petualangan jika pada usia pubertas sudah pernah muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali. Biasanya gejala tersebut berisikan ide delirius (kegilaan).
  Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan:
1.      Memberikan nasihat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
2.      Memberikan nasihat mengembangkan pikiran-pikiran atau ide yang positif dalam kehidupannya.
4.  Aktifitas Hipomanis Semu
Hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi. Wanita ini merasakan seolah-olah vitalitas kehidupannya jadi bertambah.
Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu:
1. Memberi nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal yang positif contohnya berolahraga, menghadiri ceramah, dll dan mengisi waktu dengan kegiatan yang memperdalam kebudayaan atau bakat, misalnya melukis, dll.
2. Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat.
5.  Infantile
     Infantile pada masa menopause adalah sifat kekanak-kanakan yang timbul setelah puber kedua ini.Saat menopause muncul kembali ingatan masa kecil, keceriaan, harapan, permainan, lepas, gembira, asyik, dan masih banyak suasana kegembiraan yang menyertai. Pada masa menopause infantile ini rasa keinginan selalu ingin terpenuhi, layaknya seperti anak-anak.
6.  Insomnia
     Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor dikombinasikan dalam menopause mengganggu tidur. Tingkat hormon, masalah kesehatan, gaya hidup, dan ketegangan situasional semua berperan dalam hal ini. Setelah usia 40 atau 45 tahun, wanita mungkin mengalami kesulitan untuk bisa tidur atau tetap tidur:
1.      Penurunan kadar hormon.
2.      Kemerahan dan berkeringat di malam hari.
3.      Depresi dan kecemasan.
4.      Masalah fisik lain seperti kesulitan bernapas, masalah tiroid, sakit dll.
5.      Penggunaan kafein, alkohol nikotin yang berlebihan, atau penggunaan beberapa suplemen.
6.      Masalah Sosial dan keluarga seperti orang tua yang sakit, perceraian, kekhawatiran pekerjaan, masalah keuangan dll.
7.      Berbagai obat-obatan digunakan untuk ketidaknyamanan fisik yang berbeda.
Untuk masalah ini, semakin wanita kehilangan tidur karena gejala menopause, gejala insomnia akan lebih jelas terjadi. Kemurungan akan menjadi lebih intens, kelelahan ekstrim menjadi umum.
7.  Gangguan Konsep Diri
     Gangguan konsep diri adalah konsep diri negatif  yang akan cenderung membuat individu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari kemampuan interpersonal dan penguasaan lingkungan dalam masyarakat. Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert ada lima tanda individu yang memiliki konsep dirinegatif, yaitu :
1.        Ia peka pada kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya, dan mudah marah dan naik  pitam.
2.        Orang yang memiliki konsep diri negatif, responsif sekali terhadap pujian, ia tidak dapatmenyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian.
3.        Memiliki sikap hiperkritis terhadap orang lain. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkanapapun dan siapapun. Mereka tidak mampu mengungkapkan penghargaan atau pengakuan padakelebihan orang lain.
4.        Cenderung merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, dan ia bereaksi padaorang lain sebagai musuh sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan.
5.        Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Seperti ia enggan untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
2.6  Tanda-Tanda Dan Gejala Menopause
Tanda dan gejela menopause mempunyai ciri-ciri khusus, baik tanda dan gejala menopause karena perubahan fisik maupun karena perubahan psikologis. Gejala-gejala menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat.
1.      Ketidakteraturan Siklus Haid
Di sini siklus perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur.Perdarahan seperti ini terjadi terutama diawal menopause. Perdarahan akan terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan yang kemudian akan berhenti sama sekali.
2.      Gejolak Rasa Panas (Hot Flash)
Ini gejala klasik yang sekaligus menjadikan para wanita ketika mengalami menopause mendapatkan perawatan. Pada saat memasuki menopause wanita akan mengalami rasa panas yang menyebar dari wajah menyebar keseluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada dada, wajah dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Hal ini disebabkan karena hipotalamus dan terkait dengan pelepasan LH (Leutenizing Hormone). Diduga disebabkan adanya fluktuasi hormon estrogen. Seperti diketahui, pada masa menopause kadar hormon estrogen dalam darah menurun drastis sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Penurunan estrogen akan mengenai sistem alfa-adrenergik sentral yang selanjutnya berakibat pada pusat thermoregulasi dan neuron pelepas LH.
3.      Keluar keringat di malam hari
Keluar keringat di malam hari disebabkan karena hot flushes. Semua wanita akan mengalami arus panas ini. Arus panas mungkin sangat ringan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh orang lain. Mungkin hanya terasa seolah-olah suhu meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat yang mengucur diseluruh tubuh anda. Arus ini tidak membahayakan dan akan cepat berlalu. Sisi buruknya adalah tidak nyaman tetapi tidak pernah disertai rasa sakit.
4.      Kekeringan Vagina
Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina.Vagina menjadi kering dan kurang elastis. Ini disebabkan karena penurunan kadar estrogen. Tidak hanya itu, juga muncul rasa gatal pada vagina yang lebih parah lagi adalah rasa sakit saat berhubungan seksual, dikarenakan perubahan pada vagina, maka wanita menopause biasanya rentan terhadap infeksi vagina. Intercourse yang teratur akan menjaga kelembapan alat kelamin. Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, keputihan rasa sakit pada saat kencing (Aqila, 2010).
5.      Perubahan Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika mensturasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan (Hurlock, 2002).
6.      Sulit Tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam.
7.      Perubahan Pada Mulut
Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.
8.      Kerapuhan Tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur.Osteoporosis paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Kehilangan 1% tulang dalam setahun dapat akibat proses penuaan, tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya.
9.      Badan Menjadi Gemuk
Banyak wanita menjadi gemuk selama menopause, rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan.
10.  Penyakit
Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause, dari sudut pandang medik ada 2 perubahan paling penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis).
11.  Linu dan Nyeri Otot Sendi
Linu dan nyeri yang dialami wanita menopause berkaitan dengan pembahasan kurangnya penyerapan kalsium yang telah ditemukan sebelumnya.
12.  Perubahan Pada Indra Perasa
Wanita menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan pada indra pengecapnya. Sementara wanita yang memiliki riwayat penyakit gigi dan gusi, maka kemungkinan giginya akan lebih cepat tanggal ( Aqila, 2010).

Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause (Aqila, 2010)
1.      Ingatan menurun
Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat.
2.      Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di khawatirkan.
3.      Mudah Tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya.
4.      Stress
Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Di tingkat psikologis, respon orang erhadap sumber stress tidak bisa di ramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi.
5.      Depresi
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik.Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.

2.7  Cara Mengatasi Gangguan Psikologi Pada Masa Menopause
Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan dimensi emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih. Ohman & Soares (1998) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa sistem emosi mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan terjadi. Stimuli yang relevan dengan rasa takut menimbulkan reaksi bahwa hal buruk akan terjadi. Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan individu untuk antisipasi datangnya hal tidak menyenangkan yang mungkin akan terjadi. Secara otomatis individu akan bersiap menghadapi hal-hal buruk yang mungkin terjadi bila muncul rasa takut. Ketika individu memasuki fase lanjut usia, gejala umum yang nampak yang dialami oleh orang lansia adalah “perasaan takut menjadi tua”. Ketakutan tersebut bersumber dari penurunan kemampuan yang ada dalam dirinya. Kemunduran mental terkait dengan penurunan fisik sehingga mempengaruhi kemampuan memori, inteligensi, dan sikap kurang senang terhadap diri sendiri.
Adapun beberapa cara untuk mengatasi gangguan psikologi pada masa menopause adalah sebagai berikut :
1.      Terapi Sulih Hormon ( TSH )
  Pengaruh obat hormon dalam terapi sulih hormon ( TSH ) bagi wanita menopause hingga saat ini mengandung pro dan kontra. Sementara penelitian tentang TSH masih terus dilakukan.
2.      Pola Hidup Sehat
 Upaya menciptakan pola hidup sehat terutam di lakukan dengan mengatur menu makanan dan pola makan seimbang. Banyak menu makan sayuran hijau, buah biji – bijian , vitamin dan serat makanan itu akan membantu pencernaan dan metabolisme tubuh. Selain itu juga, makanan yang dianjurkan adalah makanan yang rendah lemak jenuh, rendah kolesterol, kadar gula dan garam yang tidak berlebihan, cukup kalsium dan zat besi, serta cukup vitamin dan serat.
3.      Olahraga
  Merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran. Olahraga yang teratus akan menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat badan, menyegarkan tubuh, dan memperbaiki suasana hati.
4.      Menerima dengan lapang dada bahwa proses penuaan tidak dapat dihindari dan masa menopause adalah sesuatu hal yang sangat alamiah yang dialami oleh setiap wanita.
5.       Hadapi masalah yang ada satu persatu,jangan sekaligus, berdasarkan prioritasnya.
6.      Untuk sementara masalah Menopause yang menimbulkan perasaan khawatir itu dihilangkan dan memusatkan pikiran pada sesuatu hal yang sangat berbeda dan menyenangkan.
7.      Menulis memo untuk diri sendiri untuk mengeluarkan semua unek-unek mengenai situasi perubahan fisik dan psikologik yang menimbulkan kekhawatiran, sikap-sikap orang dilingkungan anda dsb. Anda akan merasa lebih enak dan dapat berpikir lebih rasional setelah emosi-emosi negatif yang mendasari kekhawatiran bisa terekspresikan dalam memo itu.
8.      Menyesuaikan sikap.
 Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa yang dapat dipelajari saat masa menopause harus dihadapi. Letakkan stressor tersebut dalam perspektif yang benar, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif menguasai diri dan hindari sikap pesimis.
9.      Merubah lingkungan agar tidak lagi berada dalam keadaan yang monoton.
10.  Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar dan tampil cantik.
11.  Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan melakukan banyak kegiatan yang positif dan kreatif. Dengan mengembangkan minat baru dan mempelajari keahlian yang baru akan memberikan perasaan senang bahwa ia bisa berprestasi.
12.  Masuk kegiatan politik atau aktif di kegiatan sosial, serta dapat memiliki atau menciptakan pekerjaan yang menarik, atau mempunyai pekerjaan dengan penghasilan yang tetap, akan dapat membuat seseorang merasa dirinya berguna bagi orang lain dan meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri.
13.  Pelajarilah dan berlatihlah secara teratur tehnik relaksasi yang tepat, tehnik-tehnik meditasi, yoga dll.
14.  Untuk mengatasi masalah pribadi dan lingkungan psikososialnya, perlu konsultasi dengan psikolog atau konsultasi ke dokter sesuai dengan keluhan yang dialaminya

2.8  Contoh Asuhan Kebidanan (SOAP) Pada Masa Menopause


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “A” DENGAN MENOPAUSE DI BIDAN PRAKTEK SWASTA “S”

I. Pengkajian
Hari          : Sabtu                                                    
Pukul        : 09.00 WIB
Tanggal       : 11 April 2016                                 
Oleh                      : Bidan
   A.    Data Subjektif
            1.      Biodata
      Nama             : Ny “A”
      Umur             : 48 tahun
      Agama           : Islam
      Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
      Pendidikan    : SMA
              Pekerjaan       : Ibu Rumah Tangga
      Alamat           : Jl. Flamboyan, No. 25, Bantul.

              Suami             : Tn “H”
              Umur             : 52 tahun
      Agama           : Islam
      Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
      Pendidikan    : S1
      Pekerjaan       : PNS
      Alamat           : Jl. Flamboyan, No. 25, Bantul.
             
              2.      Alasan Kunjungan
              Ibu datang karena ingin memeriksakan kesehatanya
              3. Keluhan Utama
- Ibu mengeluh akhir- akhir ini dirinya sering merasakan nyeri sendi, sakit pada punggung, sulit menahan kencing, rasa panas dan sulit tidur dan dirinya menyatakan bahwa sudah tidak mendapatkan haid sejak tiga bulan yang lalu.
              4.      Riwayat Kesehatan
      a.       Riwayat Kesehatan Dahulu
·         Jantung                            : Tidak ada riwayat penyakit jantung
·         Asma                               : Tidak ada riwayat penyakit asma
·         TBC                                : Tidak ada riwayat penyakit TBC
·         Ginjal                              : Tidak ada riwayat penyakit ginjal
·         Malaria                            : Tidak ada riwayat penyakit malaria
·         HIV/ AIDS                     : Tidak ada riwayat penyakit HIV/AIDS
      b.      Penyakit Sekarang
·         Jantung                            : Tidak sedang menderita penyakit jantung
·         Asma                               : Tidak sedang menderita penyakit asma
·         TBC                                 : Tidak sedang menderita penyakit TBC
·         Ginjal                               : Tidak sedang menderita penyakit ginjal
·         Malaria                             : Tidak sedang menderita penyakit malaria
      c.       Riwayat Penyakit Keluarga
·         Diabetes Mellitus            : Tidak ada riwayat penyakit Diabetes Mellitus dalam keluarga
·         Jantung                            : Tidak ada riwayat penyakit jantung dalam keluarga
·         Hipertensi                        : Tidak ada riwayat peyakit hipertensi pada keluarga
·         Cacat fisik/psikologis      : Tidak ada yang cacat fisik/psikologis dalam keluarga
·         Keturunan kembar                      : Tidak ada riwayat keturunan kembar dalam keluarga
      5.      Riwayat Perkawinan
      Status pernikahan      : Menikah
      Pernikahan ke            : 1
      Umur saat menikah    : 21 tahun
      Lama menikah           : 27 tahun
      6.      Riwayat Obstetric
      a.       Riwayat Haid
            Menarche                   : 13 tahun
      Siklus                         : 28 hari
            Lama                          : 4 hari
            Banyak                      : 3x ganti pembalut
      Keluhan                     : Nyeri pada hari pertama haid
      7.      Riwayat KB
      Ibu mengatakan dirinya menggunakan KB dalam bentuk pil
B.     Data Objektif
1.      Status Emosional                  : Baik
2.      Keadaan Umum
a.       Tanda-tanda Vital
-          Tekanan Darah          : 130/80 mmHg
-          Suhu                          : 37,50C
-          Nadi                          : 80x/m
-          Respirasi                   : 18x/m
b.      BB                             : 56kg
c.       TB                             : 160cm
3.      Pemeriksaan fisik
a.       Inspeksi
-          Kepala                       : Tidak nampak adanya benjolan abnormal, rambut hitam dan lurus tidak nampak ada ketombe
-          Leher             : Tidak nampak adanya pembesaran tyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis
-          Muka             : Nampak kerut kerut tipis, tidak nampak odeme
-          Mata                          : Skelera tidak nampak ikterus, konjungtiva tidak pucat
-          Hidung                      : Tidak nampak pernafasan cuping hidug dan tidak terlihat ada polif
-          Mulut                        : Gigi tidak ada cariaes, dan bagian gigi belakang berlubang
-          Bibir                          : Tidak nampak pucat
-          Telinga                      : Nampak simetris, tidak nampak adanya keluar  cairan abnormal
-          Dada                         : Tidak nampak benjolan abnormal
-          Payudara                   : Tidak nampak adanya benjolan abnormal
-          Tulang belakang        : Lordosis
-          Ekstremitas               : Tidak nampak adanya odeme dan varises
b.      Palpasi
-          Leher             : Tidak teraba adanya benjolan abnormal
-          Dada                         : Tidak teraba adanya benjolan abnormal
-          Payudara                   : Tidak teraba adanya benjolan abnormal
-          Ekstremitas               : Tidak ada odeme
c.       Auskultasi
-          Jantung                     : Bunyi mur mur
-          Paru- paru                 : Tidak ada bunyi wheezing
d.      Perkusi
-          Cek Ginjal                 : Tidak ada nyeri ketuk
4.      Pemeriksaan penunjang
-          Hb     : 12,3 gr%           
C.    Assesmant
Ibu usia 48 tahun dengan menopause.
 D.    Planning
1.   Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2.   Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.
3.  Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi rendah lemak dan rendah gula.
4.     Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dirinya.
5.     Beritahu ibu tentang gejala menopause.
6.     Berkolaborasi dengan Dr. spesialis untuk menganggulagi/ mengobati menopause.
  E.     Implementasi
1.   Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini kesehatannya baik, namun ibu mengalami tanda dangejala memasuki masa menopause  yaitu berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun.
2.    Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup kurang lebih 8- 9 jam/ hari dan jangan terlalu banyak bekerja yang menyebabkan kelelahan.
3.    Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang bergizi, berlemak rendah dan berkadar gula rendah, seperti: sayuran yang masak dengan cara di rebus, perbanyak makan buah- buahan, dan  memberitahu kebutuhan nutrisi yang sesuai yaitu tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein seperti kopi, agar hati dan sistem kardiovaskular  terpelihara kesihatannya dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes. Ganti minuman  dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein.
4.    Menganjurkan ibu untuk rajin menjaga kebersihan diri seperti menjaga kebersihan vulva dengan membersihkan saat mandi setelah BAK dan BAB, rajin mengganti pakaian dalam saat lembab agar kebersihan vulva selalu terjaga dari perkembangan bakteri yang merugikan yang bisa menyebabkan gangguan kewanitaan.
5.    Memberitahukan ibu tentang gejala menopause, yaitu :
a.       Ketidakteraturan siklus haid.
b.      Gejolak rasa panas.
c.       Perubahan kulit.
d.      Keringat dimalam hari.
e.       Sulit tidur.
f.       Perubahan pada mulut.
g.      Kerapuhan tulang.
h.      Penyakit.
6.      Memberitahukan penanganan yang dapat dilakukan, seperti: melakukan kolaborasi dengan Dr. spesialis untuk melakukan Penanganan yang dapat dilakukan dengan beberapa usaha antara lain :
1.    Mengurangi gejala-gejala yang mengganggu (pengobatan simptomatis). Pengobatan simptomatis diberikan misalnya untuk pengobatan sakit kepala, jantung berdebar, tekanan darah yang tinggi dan lain sebagainya. Setelah gejala-gejala berkurang dapat dilanjutkan dengan pengobatan spesifik yaitu pengobatan Estrogen. Perlu diketahui bahwa pengobatan untuk menghilangkan gejala sampingan hanya bersifat sementara dan akan dikeluhkan kembali bila obat yang diberikan habis.
2.    Penggantian hormon yang kurang atau hilang (Hormon Replacement Terapi=HRT). Pengobatan estrogen penting bagi para wanita yang mempunyai faktor-faktor risiko untuk penyakit jantung misalnya perokok, riwayat penyakit jantung dan stroke dalam keluarga, kegemukan, tekanan darah tinggi dan wanita dengan menopause yang terlalu cepat (dini). Ada keuntungan pemberian HRT antara lain :
a.       Meningkatkan mutu hidup para wanita bila gejala-gejala menopause itu dapat hilang dengan pengobatan estrogen
b.      Tanpa pengobatan gejala-gejala tersebut akan bertahan selama waktu 10 tahun atau kadang-kadang seumur hidup.
c.       Pengobatan dengan estrogen jangka panjang akan melindungi kehilangan massa tulang dan osteoporosis.
d.      Keluhan-keluhan saluran kencing dan kemaluan akan berkurang, misalnya infeksi saluran kemih, , vagina, juga prolapsus uteri.
e.       Meningkatkan daya ingatan yang mulai berkurang.
3.       Pengobatan supportif (pengobatan tambahan), misalnya Olah raga dan diet). Pengobatan supportif yang penting adalah mempertahankan hidup sehat.. Berhenti merokok akan sangat membantu, juga hindari minum alkohol dan kopi (caffein). Sering berolah raga untuk menurunkan berat badan, misalnya berjalan kaki. Makanan, sebaiknya yang cukup mengandung banyak kalsium.
 F.     Evaluasi
1.      Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2.      Ibu bersedia untuk istirahat cukup.
3.     Ibu bersedia  untuk makan makanan yang bergizi, rendah lemak dan rendah gula.
4.      Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan dirinya.
5.      Ibu telah mengetahui dan mengerti  tentang gejala-gejala menopause.
6.     Kolaborasi dengan dr spesialis untuk menganggulagi/ mengobati menopause telah dilakukan.


BAB lll
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Menopause sebagai bagian dari proses kehidupan memang tidak dapat dihindari. Menopause bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap yang tidak dapat dihindari pada kehidupan wanita. Beberapa gangguan yang terjadi pada masa menopause yaitu: gangguan daya ingat, proses berpikir, gangguan sensorik dan kognitif, gangguan kesadaran, gangguan orientasi, dan gangguan fungsi intelektual. Mengatasi gangguan menopause dengan cara modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat dan selalu berpikiran positif.
Gangguan psikologis bagi wanita menopause antara lain Depresi Menstrual, Masturbasi Klitoris, Ide Delerius, Aktifitas Hipomanis Semu, Infantile, Insomnia dan Gangguan Konsep Diri.
·         Depresi Menstrual adalah keadaan yang pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris.
·         Adakalanya pada wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara lagi ia sensitive sekali sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani kelentit).
·          Ide Delerius adalah ide yang berisikan kegilaan, nafsu-nafsu petualangan jika pada usia pubertas sudah pernah muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali.
·         Aktifitas hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah.
·         Infantile pada masa menopause adalah sifat kekanak-kanakan yang timbul setelah puber kedua.
·         Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor dikombinasikan dalam menopause mengganggu tidur. 
·         Gangguan konsep diri adalah konsep diri negatif  yang akan cenderung membuat individu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari kemampuan interpersonal dan penguasaan lingkungan dalam masyarakat.
3.2  Saran
Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang mengalami masa menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang dalam berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat memasuki masa menopause akan terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh karena itu, masa menopause merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak, terutama keluarga. Selain hal tersebut penting diingat bahwa gaya hidup kita semasa muda sangat mempengaruhi gejala menopause yang akan dirasakan kelak. Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa menopause nanti, yaitu :
              1.      Tidak merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti).
              2.      Tidak minum alkohol.
              3.      Sering berolah raga secara teratur.
              4.      Makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang
kedelai sebagai sumber fitoestrogen)
              5.      Cukup terkena cahaya matahari.








DAFTAR PUSTAKA


Baziad, Ali, 2003, Menopause dan Andropause, Edisi 1, Jakarta.
Aqila Smart. (2010). Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta : A Plus Books.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar