CARA MENGATASI
GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA
MENOPAUSE
Disusun Oleh:
Kelompok : 3
Kelas
: A12.1
Nama
Anggotan dan NIM :
1. Ummu
Azka Latifa (15150003)
2. Wahyu
Setyarini (15150004)
3. Kristiani
Kesy (15150007)
4. Bela
Sintiya (15150009)
5. Siti
Mujirahayu (15150043)
6. Leonarda
Manuni (15150033)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Tahun
Akademik 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Cara Mengatasi Gangguan
Psikologis Pada Masa Menopouse.
Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang “Cara
Mengatasi Gangguan Psikologis Pada Masa Menopouse”. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang kami buat demi masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah ini bisa
berguna untuk kedepannya, dan jika ada kata-kata yang kurang berkenan kami
mohon maaf. Terimakasih
Yogyakarta, 11
Mei 2016
Hormat kami,
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………
i
KATA
PENGANTAR ………………………………… ii
DAFTAR
ISI ………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………… 4
1.1
Latar Belakang ………………………………… 4
1.2
Rumusan Masalah ………………………………… 5
1.3
Tujuan ………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menopause …………………………………
6
2.2 Periode
Menopause ………………………………… 7
2.3 Tahap-tahap Menopause …………………………………
7
2.4 Perubahan
Pada Masa Menopause ………………………………… 8
2.5 Gangguan Dan Cara Mengatasi
Psikologis
Bagi Wanita Menopause …………………………………9
2.6 Tanda dan
Gejala Menopause ……………………………….. 14
2.7
Cara Mengatasi Gangguan
Psikologi
Pada Masa Menopause ……………………………….. 17
2.8
Contoh Asuhan Kebidanan (SOAP)
Pada Masa
Menopause ……………………………….. 20
BAB III PENUTUP ……………………………….. 27
3.1
Kesimpulan ……………………………..… 27
3.2 Saran …………………………..…… 28
DAFTAR PUSTAKA ……………………......……… 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Menopause merupakan
masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia
antara 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena
berkaitan dengan keadaan fisik dan kejiwaannya. Selain perempuan mengalami
stress fisik dapat juga mengalami stress psikologi yang mempengaruhi keadaan
emosi dalam menghadapi hal normal sebagaimana yang dijalani oleh semua
perempuan (Baziad, 2003).
Berat-ringannya
perempuan dalam menghadapi menopause dipengaruhi oleh kedewasaan berpikir,
faktor sosial ekonomi, budaya, wawasan mengenai menopause dan kematangan
mental. Bila seorang perempuan tidak siap mental menghadapi periode klimakterik
atau fase menjelang menopause dan lingkungan psikososial tidak memberikan
dukungan positif akan berakibat tidak baik (Irawati, 2007).
Akibatnya
perempuan itu akan menjadi kurang percaya diri, merasa tidak diperhatikan,
tidak dihargai, merasa stress, dan khawatir berkepanjangan tentang perubahan
fisiknya. Para perempuan usia lanjut tersebut juga rentan terhadap penyakit
degeneratif misalnya osteoporosis, penyakit jantung koroner, kanker, darah
tinggi (Kasdu, 2004).
Jika kondisi
ini tidak bisa diatasi akan berkembang menjadi stress yang berdampak buruk pada
kehidupan sosial perempuan yang akan merangsang otak sehingga dapat mengganggu
keseimbangan hormon dan akhirnya berakibat buruk pada kesehatan tubuh (Kasdu,
2004). Perilaku perempuan premenopause dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya
yaitu pendidikan, sosial ekonomi, dan pekerjaan. Perempuan
yang banyak mengalami kekhawatiran berasal dari orang-orang yang berpendidikan
tinggi dan perekonomian menengah ke atas. Sindrom menopause dialami oleh banyak
perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% perempuan Eropa, 60% di
Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia. Beberapa
dampak premenopause yang sering terjadi di masyarakat adalah kecemasan, takut,
lekas marah, ingatannya menurun, sulit konsentrasi, gugup, merasa tidak
berguna, mudah tersinggung, stress bahkan depresi.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa saja gangguan
psikologi pada masa menopause?
2. Bagaimana
cara mengatasi gangguan psikologi pada
masa menopause?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui gangguan-gangguan psikologi yang terjadi
pada masa menopause.
2.
Mengetahui cara-cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi pada masa menopause.
BAB ll
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Menopause
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti yang terdiri
dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani yang pertama kali
digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Ini merupakan suatu akhir
proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi
hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung telur). Menopause mulai pada umur
yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita
memulai menopause pada umur 30-an (Prawirohardjo Sarwono, 2003).
Produksi hormon estrogen menurun disebabkan oleh folikel indung telur
(kantong indung telur) akan mengalami tingkat kerusakan yang lebih cepat
sehingga pasokan folikel akhirnya habis. Percepatan kerusakan folikel ini
terjadi pada usia 37 dan 38 tahun. Inhibin (suatu zat yang dihasilkan volikel)
yang berkurang sehingga meningkatkan kadar FSH (Folokel Stimulating Hormon)
yang dihasilkan oleh hipofisis. Kadar estrogen perempuan akan meningkat pada
masa pra menopause.
Kadar tersebut tidak berkurang selama kurang dari satu tahun sebelum
periode menstruasi berakhir. Estrogen utama yang dihasilkan dalam
tubuh wanita adalah estradiol.Namun selama pra menopause, estrogen yang
dihasilkan lebih banyak dari jenis berbeda yaitu estrogen yang dihasilkan
didalam indung telur maupun dalam lemak tubuh. Kadar
progesteron mulai menurun tajam selama pra menopause.
Meskipun tujuan reproduksi tidak lagi menjadi hal utama di usia ini, peran
hormone-hormon tersebut yang berkaitan
dengan kesehatan tetap diperlukan. Estrogen dan androgen tetap penting,
misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat.Selain itu juga bermanfaat
untuk mempertahankan jaringan vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik
estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan
kalogen yang sehat pada kulit.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menopause merupakan suatu masa
ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi
estrogen yang mengakibatkan haid tidak muncul lagi. Hal ini dapat diartikan
sebagai berhentinya kesuburan (Aqila, 2010 ).
2.2 Periode Menopause
Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2003) ada tiga periode menopause, yaitu:
1.
Klimaterium
Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan
masa senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause, antara usia
40 tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan
haid yang memanjang dan relatif banyak.
2. Menopause
Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi, dan
bila sesudah menopause disebut paska menopause bila telah mengalami menopause
12 bulan sampai menuju ke senium umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.
3. Senium
Periode
paska menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan
kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun.
Beberapa wanita juga mengalami berbagai gejala karena perubahan keseimbangan
hormon.
2.3 Tahap-Tahap Dalam Menopause
Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2003) menopause di bagi dalam beberapa tahapan
yaitu sebagai berikut:
1.
Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejala-gejala
yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur,
perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah yang banyak, serta nyeri haid.
2.
Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra
menopause dan masa menopause. Gejala-gejala yang timbul pada fase peri
menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang
panjang.
3.
Menopause
Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh.
Menurut Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada menopause antara lain
keringat malam hari, mudah marah, sulit tidur, siklus haid tidak teratur,
gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina, perubahan pada indera perasa,
gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat
menahan kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.
2.4 Perubahan Pada Masa Menopause
Perubahan pada masa menopause itu menyangkut perubahan organ reproduksi,
perubahan hormon, perubahan fisik, maupun perubahan psikologis.Seorang yang
berada pada masa menopause, harus siap menjalani masa ini, karena masa
menopause adalah masa peralihan, yang biasanya seseorang mengalami masalah pada
masa transisi ini.
Menurut Bramantyo, L (2000), perubahan yang
terjadi selama masa menopause adalah:
1.
Perubahan Organ Reproduksi
Perubahan organ reproduksi disebabkan oleh berhentinya haid, berbagai
reproduksi akan mengalami perubahan. Sel telur tidak lagi di produksi, sehingga
juga akan mempengaruhi komposisi hormon dalam organ reproduksi.
2.
Perubahan Hormon
Sesuatu yang berlebihan atau kurang, tentu mengakibatkan timbulnya suatu
reaksi pada kondisi menopause reaksi yang nyata adalah perubahan hormon
estrogen yang menjadi berkurang.Meski perubahan terjadi juga pada hormon
lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang mempengaruhi langsung
kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis adalah perubahan
hormon estrogen. Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadi perubahan haid
menjadi sedikit, jarang, dan bahkan siklus haidnya mulai terganggu. Hal ini
disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon
estrogen.
3.
Perubahan Fisik
Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada masa menopause
mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita.Keadaan ini berupa
keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Perubahan Emosi
Selain fisik perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup
seorang wanita dalam menjalani masa menopause sangat tergantung pada
masing-masing individu, pengaruh ini sangat tergantung pada pandangan
masing-masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang masa
menopause.
2.5
Gangguan Dan Cara Mengatasi Psikologis
Bagi Wanita Menopause
1.
Depresi
Menstrual
Keadaan
yang pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya
selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris.
Pada saat ini sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif
itu selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba
bersamaan dengan datangnya siklus haid.
Depresi merupakan manifestasi dari kepedihan
hati dan kekecewaan bahwa wanita yang bersangkutan menjadi kurang lengkap dan
sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.
Cara mengatasi
gangguan psikologis yang berhubungan dengan depresi menstrual yaitu:
1.
Dukungan Informatif
a.
Memberikan konseling khusus
berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.
b.
Memberikan nasehat agar
wanita tersebut mau dan menerima siklusnya.
c.
Memberikan nasehat agar
dapat menerima keadaanya dengan lapang dada.
d.
Memberikan informasi agar
selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi pada
suaminya.
e.
Memberikan nasehat untuk
mencari lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui media cetak,
elektronik dan lain-lain.
f.
Memberi nasehat untuk
mencari dukungan spiritual.
g.
Memberi contoh-contoh
pengalaman positif tentang wanita menopause.
h.
Menganjurkan untuk berolahraga.
i.
Memberi latihan penanganan
stress.
j.
Memberi nasehat untuk
konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu.
2. Dukungan
Emosional
a. Mempunyai
rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause.
b. Melibatkan
anggota keluarga terutama suami dalam memahami kondisi istrinya.
c. Memberikan
perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.
d. Menciptakan
lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
3. Dukungan
Penghargaan
a. Memberi
penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai.
b. Memberi
dorongan atau support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.
4. Dukungan
Instrumental
a. Memberi
bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause.
b. Memberi
bantuan materi (yang diberikan keluarga).
2.
Masturbasi
Klitoris
Banyak
wanita yang dahulu selama masa produktif menjadi dingin-beku secara seksual,
pada masa klimakteris ini tiba-tiba saja seksualitasnya menjadi hangat membara
lagi, dan ia menjadi sensitive sekali. Akan tetapi, ada juga wanita-wanita yang
selama periode produktifnya memiliki seksualitas yang normal, justru pada usia
klimakteris ini mereka menjadi beku dingin secara seksual.
Adakalanya
pada wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara
lagi ia sensitive sekali sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris
(onani kelentit).
Cara
mengatasi gangguan psikologis masturbasi :
1.
Memberi nasehat untuk
memenuhi kebutuhan sex secara sehat.
2.
Memberi nasehat untuk
konsultasi ke ahli kebidanan untuk mendapat terapi.
3.
Memberi konseling bahwa
wanita menopause bisa melakukan hubungan sex.
4.
Mengkomunikasikan masalah
pada suami dan diharapkan suami mau membantu memecahkan masalah, mamberi
dukungan kepada istrinya.
3.
Ide
Delerius
Ide
yang berisikan kegilaan, nafsu-nafsu petualangan jika pada usia pubertas sudah
pernah muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris,
nafsu-nafsu petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris
ini predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali. Biasanya
gejala tersebut berisikan ide delirius (kegilaan).
Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan:
1.
Memberikan nasihat agar
lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
2.
Memberikan nasihat
mengembangkan pikiran-pikiran atau ide yang positif dalam kehidupannya.
4.
Aktifitas Hipomanis Semu
Hipomanis semu adalah
gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini merasakan vitalitas
hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu
meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari
awal lagi. Wanita ini merasakan seolah-olah vitalitas kehidupannya jadi
bertambah.
Cara mengatasi
gangguan psikologis tersebut yaitu:
1. Memberi
nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal yang positif
contohnya berolahraga, menghadiri ceramah, dll dan mengisi waktu dengan
kegiatan yang memperdalam kebudayaan atau bakat, misalnya melukis, dll.
2. Mengisi
kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat.
5. Infantile
Infantile pada masa
menopause adalah sifat kekanak-kanakan yang timbul setelah puber kedua ini.Saat
menopause
muncul kembali ingatan masa kecil, keceriaan, harapan, permainan, lepas,
gembira, asyik, dan masih banyak suasana kegembiraan yang menyertai. Pada masa menopause
infantile ini rasa keinginan selalu ingin terpenuhi,
layaknya seperti anak-anak.
6. Insomnia
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai
atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor dikombinasikan dalam menopause
mengganggu tidur. Tingkat hormon, masalah kesehatan, gaya hidup, dan ketegangan
situasional semua berperan dalam hal ini. Setelah usia
40 atau 45 tahun, wanita mungkin mengalami kesulitan untuk bisa tidur atau
tetap tidur:
1.
Penurunan kadar hormon.
2.
Kemerahan dan berkeringat
di malam hari.
3.
Depresi dan kecemasan.
4.
Masalah fisik lain seperti
kesulitan bernapas, masalah tiroid, sakit dll.
5.
Penggunaan kafein, alkohol
nikotin yang berlebihan, atau penggunaan beberapa suplemen.
6.
Masalah Sosial dan keluarga
seperti orang tua yang sakit, perceraian, kekhawatiran pekerjaan, masalah keuangan
dll.
7.
Berbagai obat-obatan
digunakan untuk ketidaknyamanan fisik yang berbeda.
Untuk
masalah ini, semakin wanita kehilangan tidur karena gejala menopause, gejala
insomnia akan lebih jelas terjadi. Kemurungan akan menjadi lebih intens,
kelelahan ekstrim menjadi umum.
7. Gangguan
Konsep Diri
Gangguan konsep diri adalah konsep diri
negatif yang akan cenderung membuat
individu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari kemampuan interpersonal
dan penguasaan lingkungan dalam masyarakat. Menurut William D. Brooks dan
Philip Emmert ada lima tanda individu yang memiliki konsep dirinegatif, yaitu :
1.
Ia peka pada kritik. Orang
ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya, dan mudah marah dan
naik pitam.
2.
Orang yang memiliki konsep
diri negatif, responsif sekali terhadap pujian, ia tidak dapatmenyembunyikan
antusiasmenya pada waktu menerima pujian.
3.
Memiliki sikap hiperkritis
terhadap orang lain. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkanapapun dan
siapapun. Mereka tidak mampu mengungkapkan penghargaan atau pengakuan
padakelebihan orang lain.
4.
Cenderung merasa tidak
disenangi orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, dan ia bereaksi padaorang
lain sebagai musuh sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban
persahabatan.
5.
Bersikap pesimis terhadap
kompetisi. Seperti
ia enggan untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia
menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
2.6 Tanda-Tanda Dan Gejala Menopause
Tanda dan gejela menopause mempunyai
ciri-ciri khusus, baik tanda dan gejala menopause karena perubahan fisik maupun
karena perubahan psikologis. Gejala-gejala menopause disebabkan oleh perubahan
kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium
menghasilkan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan tubuh memberikan
reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita lain
mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat.
1.
Ketidakteraturan Siklus Haid
Di sini siklus perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur.Perdarahan
seperti ini terjadi terutama diawal menopause. Perdarahan akan terjadi dalam
rentang waktu beberapa bulan yang kemudian akan berhenti sama sekali.
2.
Gejolak Rasa Panas (Hot Flash)
Ini gejala klasik yang sekaligus menjadikan para wanita ketika mengalami
menopause mendapatkan perawatan. Pada saat memasuki menopause wanita akan
mengalami rasa panas yang menyebar dari wajah menyebar keseluruh tubuh. Rasa
panas ini terutama terjadi pada dada, wajah dan kepala. Rasa panas
ini sering diikuti timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa ini
sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Hal ini
disebabkan karena hipotalamus dan terkait dengan pelepasan LH (Leutenizing
Hormone). Diduga disebabkan adanya fluktuasi hormon estrogen.
Seperti diketahui, pada masa menopause kadar hormon estrogen dalam darah
menurun drastis sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Penurunan estrogen akan
mengenai sistem alfa-adrenergik sentral yang selanjutnya berakibat pada pusat
thermoregulasi dan neuron pelepas LH.
3. Keluar
keringat di malam hari
Keluar keringat di malam hari disebabkan karena hot flushes. Semua wanita
akan mengalami arus panas ini. Arus panas mungkin sangat ringan dan sama sekali
tidak diperhatikan oleh orang lain. Mungkin hanya terasa seolah-olah suhu
meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat
yang mengucur diseluruh tubuh anda. Arus ini tidak membahayakan dan akan cepat
berlalu. Sisi buruknya adalah tidak nyaman tetapi tidak pernah disertai rasa
sakit.
4. Kekeringan Vagina
Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada lapisan
dinding vagina.Vagina menjadi kering dan kurang elastis. Ini disebabkan karena
penurunan kadar estrogen. Tidak hanya itu, juga muncul rasa gatal pada vagina yang
lebih parah lagi adalah rasa sakit saat berhubungan seksual, dikarenakan
perubahan pada vagina, maka wanita menopause biasanya rentan terhadap infeksi
vagina. Intercourse yang teratur akan menjaga kelembapan alat kelamin.
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan
lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina
menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai
mengerut, keputihan rasa sakit pada saat kencing (Aqila, 2010).
5.
Perubahan Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika mensturasi
berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada
sekitar wajah, leher dan lengan (Hurlock, 2002).
6.
Sulit Tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini
mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam.
7.
Perubahan Pada Mulut
Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka,
sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah
tanggal.
8.
Kerapuhan Tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan
tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan
merupakan persoalan bagi yang telah berumur.Osteoporosis paling banyak
menyerang wanita yang telah menopause. Kehilangan 1% tulang dalam setahun dapat
akibat proses penuaan, tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2%
setahunnya.
9.
Badan Menjadi Gemuk
Banyak wanita menjadi gemuk selama menopause, rasa letih yang biasanya
dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan.
10.
Penyakit
Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause, dari
sudut pandang medik ada 2 perubahan paling penting yang terjadi pada waktu
menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh
darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis).
11.
Linu dan Nyeri Otot Sendi
Linu dan nyeri yang dialami wanita menopause berkaitan dengan pembahasan
kurangnya penyerapan kalsium yang telah ditemukan sebelumnya.
12.
Perubahan Pada Indra Perasa
Wanita menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan pada indra
pengecapnya. Sementara wanita yang memiliki riwayat penyakit gigi dan gusi,
maka kemungkinan giginya akan lebih cepat tanggal ( Aqila, 2010).
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause
(Aqila, 2010)
1.
Ingatan menurun
Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah
mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat.
2.
Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di khawatirkan.
3.
Mudah Tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah
tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak
mengganggu ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita
menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya.
4.
Stress
Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk
para lansia menopause. Di tingkat psikologis, respon orang erhadap sumber
stress tidak bisa di ramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi.
5.
Depresi
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan
kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki
anak, sedih karena kehilangan daya tarik.Wanita merasa tertekan karena
kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
2.7 Cara Mengatasi Gangguan Psikologi
Pada Masa Menopause
Penyesuaian diri lanjut usia pada
kondisi psikologisnya berkaitan dengan dimensi emosionalnya dapat dikatakan
bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi yang berkembang baik berarti
kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai
kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat
menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami pertarungan
batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi ataupun untuk
memiliki pikiran yang jernih. Ohman & Soares (1998) melakukan penelitian
yang menghasilkan kesimpulan bahwa sistem emosi mempercepat sistem kognitif
untuk mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan terjadi. Stimuli yang relevan
dengan rasa takut menimbulkan reaksi bahwa hal buruk akan terjadi. Terlihat
bahwa rasa takut mempersiapkan individu untuk antisipasi datangnya hal tidak
menyenangkan yang mungkin akan terjadi. Secara otomatis individu akan bersiap
menghadapi hal-hal buruk yang mungkin terjadi bila muncul rasa takut. Ketika
individu memasuki fase lanjut usia, gejala umum yang nampak yang dialami oleh
orang lansia adalah “perasaan takut menjadi tua”. Ketakutan tersebut bersumber
dari penurunan kemampuan yang ada dalam dirinya. Kemunduran mental terkait
dengan penurunan fisik sehingga mempengaruhi kemampuan memori, inteligensi, dan
sikap kurang senang terhadap diri sendiri.
Adapun beberapa
cara untuk mengatasi gangguan psikologi pada masa menopause adalah sebagai
berikut :
1.
Terapi Sulih
Hormon ( TSH )
Pengaruh obat hormon dalam terapi sulih hormon ( TSH ) bagi wanita
menopause hingga saat ini mengandung pro dan kontra. Sementara penelitian
tentang TSH masih terus dilakukan.
2.
Pola Hidup
Sehat
Upaya menciptakan pola hidup sehat terutam di
lakukan dengan mengatur menu makanan dan pola makan seimbang. Banyak menu makan
sayuran hijau, buah biji – bijian , vitamin dan serat makanan itu akan membantu
pencernaan dan metabolisme tubuh. Selain itu juga, makanan yang dianjurkan
adalah makanan yang rendah lemak jenuh, rendah kolesterol, kadar gula dan garam
yang tidak berlebihan, cukup kalsium dan zat besi, serta cukup vitamin dan
serat.
3.
Olahraga
Merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran.
Olahraga yang teratus akan menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat
badan, menyegarkan tubuh, dan memperbaiki suasana hati.
4.
Menerima dengan
lapang dada bahwa proses penuaan tidak dapat dihindari dan masa menopause
adalah sesuatu hal yang sangat alamiah yang dialami oleh setiap wanita.
5.
Hadapi masalah yang ada satu persatu,jangan sekaligus, berdasarkan
prioritasnya.
6.
Untuk sementara
masalah Menopause yang menimbulkan perasaan khawatir itu dihilangkan dan
memusatkan pikiran pada sesuatu hal yang sangat berbeda dan menyenangkan.
7.
Menulis memo
untuk diri sendiri untuk mengeluarkan semua unek-unek mengenai situasi
perubahan fisik dan psikologik yang menimbulkan kekhawatiran, sikap-sikap orang
dilingkungan anda dsb. Anda akan merasa lebih enak dan dapat berpikir lebih
rasional setelah emosi-emosi negatif yang mendasari kekhawatiran bisa
terekspresikan dalam memo itu.
8.
Menyesuaikan
sikap.
Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa
yang dapat dipelajari saat masa menopause harus dihadapi. Letakkan stressor
tersebut dalam perspektif yang benar, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif
menguasai diri dan hindari sikap pesimis.
9.
Merubah
lingkungan agar tidak lagi berada dalam keadaan yang monoton.
10.
Mencoba untuk
memperbaiki penampilan agar lebih segar dan tampil cantik.
11.
Mempergunakan
setiap waktu luang yang ada dengan melakukan banyak kegiatan yang positif dan
kreatif. Dengan mengembangkan minat baru dan mempelajari keahlian yang baru
akan memberikan perasaan senang bahwa ia bisa berprestasi.
12.
Masuk kegiatan
politik atau aktif di kegiatan sosial, serta dapat memiliki atau menciptakan
pekerjaan yang menarik, atau mempunyai pekerjaan dengan penghasilan yang tetap,
akan dapat membuat seseorang merasa dirinya berguna bagi orang lain dan
meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri.
13.
Pelajarilah dan
berlatihlah secara teratur tehnik relaksasi yang tepat, tehnik-tehnik meditasi,
yoga dll.
14.
Untuk mengatasi
masalah pribadi dan lingkungan psikososialnya, perlu konsultasi dengan psikolog
atau konsultasi ke dokter sesuai dengan keluhan yang dialaminya
2.8 Contoh Asuhan Kebidanan (SOAP) Pada Masa Menopause
ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY “A” DENGAN MENOPAUSE DI BIDAN PRAKTEK SWASTA “S”
I. Pengkajian
Hari
:
Sabtu
Pukul : 09.00 WIB
Tanggal :
11 April 2016
Oleh : Bidan
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Ny “A”
Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Suku/
Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Flamboyan, No. 25, Bantul.
Suami : Tn “H”
Umur : 52 tahun
Agama : Islam
Suku/
Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Flamboyan, No. 25, Bantul.
2. Alasan Kunjungan
Ibu datang karena ingin
memeriksakan kesehatanya
3. Keluhan Utama
- Ibu mengeluh akhir- akhir ini
dirinya sering merasakan nyeri sendi, sakit pada punggung, sulit menahan
kencing, rasa panas dan sulit tidur dan dirinya menyatakan bahwa sudah tidak
mendapatkan haid sejak tiga bulan yang lalu.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat
Kesehatan Dahulu
·
Jantung :
Tidak ada riwayat penyakit jantung
·
Asma : Tidak ada riwayat penyakit asma
·
TBC : Tidak ada riwayat penyakit TBC
·
Ginjal : Tidak ada riwayat penyakit ginjal
·
Malaria :
Tidak ada riwayat penyakit malaria
·
HIV/ AIDS :
Tidak ada riwayat penyakit HIV/AIDS
b. Penyakit Sekarang
·
Jantung :
Tidak sedang menderita penyakit jantung
·
Asma : Tidak sedang menderita penyakit asma
·
TBC : Tidak sedang menderita penyakit TBC
·
Ginjal : Tidak sedang menderita penyakit ginjal
·
Malaria : Tidak sedang menderita penyakit malaria
c. Riwayat
Penyakit Keluarga
·
Diabetes Mellitus : Tidak ada riwayat penyakit
Diabetes Mellitus dalam keluarga
·
Jantung : Tidak ada riwayat
penyakit jantung dalam keluarga
·
Hipertensi : Tidak ada riwayat
peyakit hipertensi pada keluarga
·
Cacat
fisik/psikologis : Tidak ada yang
cacat fisik/psikologis dalam keluarga
·
Keturunan
kembar : Tidak ada
riwayat keturunan kembar dalam keluarga
5. Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah
Pernikahan ke : 1
Umur saat menikah : 21 tahun
Lama menikah : 27 tahun
6. Riwayat Obstetric
a. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama :
4 hari
Banyak : 3x ganti pembalut
Keluhan : Nyeri
pada hari pertama haid
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan dirinya
menggunakan KB dalam bentuk pil
B. Data Objektif
1. Status Emosional : Baik
2. Keadaan Umum
a. Tanda-tanda Vital
-
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
-
Suhu : 37,50C
-
Nadi : 80x/m
-
Respirasi : 18x/m
b. BB : 56kg
c. TB : 160cm
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
-
Kepala : Tidak nampak
adanya benjolan abnormal, rambut hitam dan lurus tidak nampak ada ketombe
-
Leher : Tidak nampak
adanya pembesaran tyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis
-
Muka : Nampak kerut kerut
tipis, tidak nampak odeme
-
Mata : Skelera
tidak nampak ikterus, konjungtiva tidak pucat
-
Hidung : Tidak
nampak pernafasan cuping hidug dan tidak terlihat ada polif
-
Mulut : Gigi
tidak ada cariaes, dan bagian gigi belakang berlubang
-
Bibir : Tidak
nampak pucat
-
Telinga : Nampak
simetris, tidak nampak adanya keluar
cairan abnormal
-
Dada : Tidak
nampak benjolan abnormal
-
Payudara : Tidak
nampak adanya benjolan abnormal
-
Tulang belakang : Lordosis
-
Ekstremitas : Tidak
nampak adanya odeme dan varises
b. Palpasi
-
Leher : Tidak teraba
adanya benjolan abnormal
-
Dada : Tidak
teraba adanya benjolan abnormal
-
Payudara : Tidak teraba adanya benjolan abnormal
-
Ekstremitas : Tidak ada
odeme
c. Auskultasi
-
Jantung : Bunyi
mur mur
-
Paru- paru : Tidak ada
bunyi wheezing
d. Perkusi
-
Cek Ginjal : Tidak ada
nyeri ketuk
4. Pemeriksaan penunjang
-
Hb : 12,3 gr%
C. Assesmant
Ibu usia 48
tahun dengan menopause.
D. Planning
1. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.
3. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi rendah lemak dan rendah
gula.
4. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dirinya.
5. Beritahu ibu tentang gejala menopause.
6. Berkolaborasi dengan Dr. spesialis untuk menganggulagi/ mengobati
menopause.
E. Implementasi
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini kesehatannya baik,
namun ibu mengalami tanda dangejala memasuki masa menopause yaitu berhentinya haid secara alamiah yang
biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun.
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup kurang lebih 8- 9 jam/ hari dan
jangan terlalu banyak bekerja yang menyebabkan kelelahan.
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang
bergizi, berlemak rendah dan berkadar gula rendah, seperti: sayuran yang masak
dengan cara di rebus, perbanyak makan buah- buahan, dan memberitahu kebutuhan nutrisi yang sesuai
yaitu tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein seperti
kopi, agar hati dan sistem kardiovaskular
terpelihara kesihatannya dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi
seperti kanker dan diabetes. Ganti minuman
dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa
kafein.
4. Menganjurkan ibu untuk rajin menjaga kebersihan diri seperti menjaga
kebersihan vulva dengan membersihkan saat mandi setelah BAK dan BAB, rajin
mengganti pakaian dalam saat lembab agar kebersihan vulva selalu terjaga dari
perkembangan bakteri yang merugikan yang bisa menyebabkan gangguan kewanitaan.
5. Memberitahukan ibu tentang gejala menopause, yaitu :
a. Ketidakteraturan siklus haid.
b. Gejolak rasa panas.
c. Perubahan kulit.
d. Keringat dimalam hari.
e. Sulit tidur.
f. Perubahan pada mulut.
g. Kerapuhan tulang.
h. Penyakit.
6. Memberitahukan penanganan yang dapat dilakukan, seperti: melakukan
kolaborasi dengan Dr. spesialis untuk melakukan Penanganan yang dapat dilakukan
dengan beberapa usaha antara lain :
1. Mengurangi gejala-gejala yang mengganggu (pengobatan simptomatis).
Pengobatan simptomatis diberikan misalnya untuk pengobatan sakit kepala,
jantung berdebar, tekanan darah yang tinggi dan lain sebagainya. Setelah
gejala-gejala berkurang dapat dilanjutkan dengan pengobatan spesifik yaitu
pengobatan Estrogen. Perlu diketahui bahwa pengobatan untuk menghilangkan
gejala sampingan hanya bersifat sementara dan akan dikeluhkan kembali bila obat
yang diberikan habis.
2. Penggantian hormon yang kurang atau hilang (Hormon Replacement Terapi=HRT).
Pengobatan estrogen penting bagi para wanita yang mempunyai faktor-faktor
risiko untuk penyakit jantung misalnya perokok, riwayat penyakit jantung dan
stroke dalam keluarga, kegemukan, tekanan darah tinggi dan wanita dengan
menopause yang terlalu cepat (dini). Ada keuntungan pemberian HRT antara lain :
a. Meningkatkan mutu hidup para wanita bila gejala-gejala menopause itu dapat
hilang dengan pengobatan estrogen
b. Tanpa pengobatan gejala-gejala tersebut akan bertahan selama waktu 10 tahun
atau kadang-kadang seumur hidup.
c. Pengobatan dengan estrogen jangka panjang akan melindungi kehilangan massa
tulang dan osteoporosis.
d. Keluhan-keluhan saluran kencing dan kemaluan akan berkurang, misalnya
infeksi saluran kemih, , vagina, juga prolapsus uteri.
e. Meningkatkan daya ingatan yang mulai berkurang.
3. Pengobatan supportif (pengobatan
tambahan), misalnya Olah raga dan diet). Pengobatan supportif yang penting
adalah mempertahankan hidup sehat.. Berhenti merokok akan sangat membantu, juga
hindari minum alkohol dan kopi (caffein). Sering berolah raga untuk menurunkan
berat badan, misalnya berjalan kaki. Makanan, sebaiknya yang cukup mengandung
banyak kalsium.
F. Evaluasi
1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Ibu bersedia untuk istirahat cukup.
3. Ibu bersedia
untuk makan makanan yang bergizi, rendah lemak dan rendah gula.
4. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan dirinya.
5. Ibu telah mengetahui dan mengerti
tentang gejala-gejala menopause.
6. Kolaborasi dengan dr spesialis untuk menganggulagi/ mengobati menopause
telah dilakukan.
BAB lll
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menopause
sebagai bagian dari proses kehidupan memang tidak dapat dihindari. Menopause bukanlah suatu
penyakit, namun merupakan tahap yang tidak dapat dihindari pada kehidupan wanita. Beberapa
gangguan yang terjadi pada
masa menopause yaitu: gangguan daya ingat, proses berpikir, gangguan sensorik dan kognitif, gangguan
kesadaran, gangguan orientasi,
dan gangguan fungsi intelektual. Mengatasi
gangguan menopause dengan cara modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat dan selalu berpikiran positif.
Gangguan
psikologis bagi wanita menopause antara lain Depresi Menstrual, Masturbasi Klitoris, Ide Delerius, Aktifitas
Hipomanis Semu,
Infantile, Insomnia dan Gangguan Konsep Diri.
·
Depresi
Menstrual adalah keadaan yang
pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya selama
periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris.
·
Adakalanya pada
wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara lagi ia
sensitive sekali sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani
kelentit).
·
Ide
Delerius adalah ide yang berisikan kegilaan,
nafsu-nafsu petualangan jika pada usia pubertas sudah pernah
muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu
petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini
predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali.
·
Aktifitas hipomanis semu adalah
gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini merasakan vitalitas
hidupnya jadi bertambah.
·
Infantile
pada masa menopause adalah sifat kekanak-kanakan yang timbul setelah puber
kedua.
·
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai
atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor
dikombinasikan dalam menopause mengganggu tidur.
·
Gangguan konsep diri adalah konsep diri
negatif yang akan cenderung membuat
individu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari kemampuan interpersonal
dan penguasaan lingkungan dalam masyarakat.
3.2
Saran
Menjadi tua dan keriput memang
hal yang sering ditakuti oleh para wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita
kehilangan identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang
mengalami masa menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang
dalam berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat memasuki masa
menopause akan terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh karena itu, masa
menopause merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari
berbagai pihak, terutama keluarga. Selain hal tersebut penting diingat bahwa
gaya hidup kita semasa muda sangat mempengaruhi gejala menopause yang akan
dirasakan kelak. Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa
menopause nanti, yaitu :
1. Tidak merokok
(bila merokok cobalah untuk berhenti).
2. Tidak minum
alkohol.
3. Sering berolah
raga secara teratur.
4. Makan makanan
yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang
kedelai sebagai
sumber fitoestrogen)
5. Cukup terkena
cahaya matahari.
DAFTAR
PUSTAKA
Baziad, Ali,
2003, Menopause dan Andropause, Edisi 1, Jakarta.
Aqila Smart.
(2010). Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta : A Plus Books.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar