Selasa, 26 April 2016

Eklamsi Pada Kehamilan



2.1.            Eklamsi

a.      Pengertian
Eklampsia berasal dari bahasa yunani dan berarti “Halilintar”. Kata tersebut dipakai karena seolah- olah gejala- gejala eklampsia timbul dengan tiba – tiba tanpa didahului oleh tanda – tanda lain. Sekarang kita ketahui bahwa eklampsia pada umumnya timbul pada wanita hamil atau dalam nifas dengan tanda – tanda pre eklampsia. Pada wanita yang menderita eklampsia timbul serangan kejangan yang diikuti oleh koma. Eklampsia adalah preaklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul bukan akibat dari kelainan neurologi (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 : 310 ; 1999).
b.      Penyebab
Sebab eklamsi belum diketahui benar. Salah satu teori yang dikemukakan ialah bahwa eklamsi disebabkan ischaemia rahim dan plasenta (ischaemia uteroplasenta). Selama kehamilan uterus memerlukan darah lebih banyak.
Pada molahidatidosa, hydramnion, kehamilan ganda, multipara, pada akhir kehamilan, pada persalinan, juga pada penyakit pembuluh darah ibu, diabetes, peredaran darah dalam dinding uterus kurang, maka keluarlah zat-zat dari plasenta atau decidua yang menyebabkan vasospasmus dan hipertensi.

c.       Tanda Gejala
Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:
1.      Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih
2.      Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi)
3.       Kejang-kejang atau koma
Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi:
a.    Tingkat awal atau aura (invasi). Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri.
b.    Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.
c.    Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik mafas seperti mendengkur.
d.   Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma.
e.    Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ.

d.      Penatalaksanaan
Prinsip penataksanaan eklamsi sama dengan pre-eklamsi berat dengan tujuan menghentikan berulangnya serangan konvulsi dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan.
1.      Penderita eklamsia harus di rAwat inap di rumah sakit
2.      Saat membawa ibu ke rumah sakit, berikan obat penenang untuk mencegah kejang-kejang       selama dalam perjalanan. Dalam hal ini dapat diberikan pethidin 100 mg atau luminal 200mg atau morfin 10mg. 
3.      Sesampai di rumah sakit pertolongan pertama adalah:
-       Membersihkan dan melapangkan jalan pernapasan
-       Menghindari lidah tergigit
-       Pemberian oksigen
-       Pemasangan infus dekstrosa atau glukosa 10 %-20%-40%
-       Menjaga jangan terlalu trauma
-       Pemasangan kateter tetap(dauer kateter)
4.      Observasi ketat penderita
5.      Penatalaksanaan pengobatan
6.      Pemberian antibiotika
7.      Penanganan

e.       Pencegahan
Mencegah timbulnya eklampsi jauh lebih penting dari mengobatinya, karena sekai ibu mendapat serangan, maka prognosis akan jauh lebih buruk. Pada umumnya eklampsi dapat dicegah atau frekuensinya dapat diturunkan. Upaya-upaya untuk menurunkannya adalah dengan ;
1.    Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat, bahwa eklampsi bukanlah suatu penyakit kemasukan (magis), seperti banyak disangka oleh masyarakat awam.
2.    Meningkatkan jumlah poliklinik (balai) pemeriksaan ibu hamil serta mengusahakan agar semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya sejak hamil muda.
3.    Pelayanan kebidanan bermutu, yaitu pada tiap-tiap pemeriksaan kehamilan diamati tanda-tansa preeklampsi dan mengobatinya sedini mungkin.


f.       Komplikasi
Kompliksai yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi ini biasanya terjadi pada Preeklamsia dan Eklamsia.
1.      Solutio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada Preeklamsia.
2.      Hipofibrinogenemia,terjadi pada Preeklamsi berat.
3.      Hemolisis. Penderita dengan Preeklamsi berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinis hemolisis yang dikenal ikterus. Belum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah.
4.      Perdarahan otak, kelainan mata (kehilangan penglihatan sementara)
5.      Edem paru-paru, nekrosis hati, kelainan ginjal

g.      Dampak

1.      Aliran darah ke plasenta berkurang. Kondisi ini bisa membuat bayi dalam kandungan tidak mendapat cukup oksigen dan nutrisi.
2.      Pertumbuhan janin terhambat. Janin yang tidak cukup menerima oksigen dan nutrisi bisa menghambat proses pertumbuhan janin, bayi lahir dengan berat badan yang rendah, atau lahir secara prematur.
3.      Kelahiran prematur
4.      Abrupsio plasenta. Ini adalah kondisi ketika plasenta terpisah dari dinding dalam rahim sebelum proses persalinan. Jika hal ini terjadi, plasenta Anda akan rusak. Anda juga akan mengalami pendarahan yang hebat.
5.      Bayi meninggal dalam kandungan
6.      Berkembangnya penyakit kardiovaskular

Tidak ada komentar:

Posting Komentar